Yogyakarta (ANTARA) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta mendukung realisasi penambahan penerbangan internasional di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) demi menangkap lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah itu.
Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto di Yogyakarta, Selasa, mengatakan ditetapkannya YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di Jateng-DIY menjadi momentum menangkap lebih banyak wisatawan mancanegara.
"Ini menjadi momentum untuk YIA. Kalau kita bicara penerbangan internasional di Yogyakarta masih ada kendala karena hanya dari Singapura dan Kuala Lumpur," ujar Bobby.
Penetapan YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di Jateng-DIY oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, menurut dia, bisa menjadi triger (pemicu) bagi kementerian itu untuk memberikan izin penambahan penerbangan internasional di bandara itu.
Apalagi sejumlah maskapai penerbangan luar negeri macam Qatar Airways, Emirates, hingga Turkish Airlines seluruhnya menyatakan tertarik mendukung penerbangan langsung ke YIA.
"Beberapa maskapai penerbangan internasional sudah melakukan kunjungan ke Yogyakarta untuk survei," ujar Bobby.
Dia menilai tidak ada lagi alasan teknis untuk menyatakan YIA tidak mampu melayani lebih banyak penerbangan internasional sebab secara kapasitas sudah lebih dari cukup.
"Kalau kita lihat dengan kapasitas eksisting sekarang belum sampai 50 persen itu traffic-nya baik untuk penerbangan domestik maupun mancanegara. Ini yang menjadi PR kita bagaimana perizinan agar lebih banyak penerbangan internasional masuk ke YIA," ujar dia.
Bobby menuturkan hingga saat ini wisatawan mancanegara di Yogyakarta masih didominasi wisatawan Asia, khususnya Singapura dan Malaysia karena hanya dua negara itu yang memiliki penerbangan langsung ke YIA.
Adapun wisatawan dari Uni Eropa, Timur Tengah serta negara lainnya biasanya datang melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan lebih dulu mengunjungi destinasi wisata di provinsi lain kemudian mampir di Yogyakarta.
Dengan adanya penerbangan langsung, dia optimistis "length of stay (LOS) " atau lama tinggal wisatawan mancanegara di DIY bisa lebih lama dari saat ini rata-rata 2 hari menjadi 5 hari 4 malam. "Di Bali lama tinggal wisman sudah 7 hari 6 malam," ujar dia.
Jika penambahan penerbangan internasional di YIA terealisasi, Bobby memastikan lebih dari 70 persen destinasi wisata di DIY telah siap menyambut kedatangan lebih banyak wisatawan mancanegara.
Dalam kunjungan di Yogyakarta pada Agustus 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan tengah mengupayakan pembukaan penerbangan internasional langsung dari YIA ke Australia demi meningkatkan kunjungan wisatawan dari negara itu.
Selain Australia, Menparekraf menyebut penerbangan internasional di YIA juga akan terus ditambah termasuk ke Timur Tengah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: GIPI DIY dukung realisasi penambahan penerbangan internasional di YIA
Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto di Yogyakarta, Selasa, mengatakan ditetapkannya YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di Jateng-DIY menjadi momentum menangkap lebih banyak wisatawan mancanegara.
"Ini menjadi momentum untuk YIA. Kalau kita bicara penerbangan internasional di Yogyakarta masih ada kendala karena hanya dari Singapura dan Kuala Lumpur," ujar Bobby.
Penetapan YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di Jateng-DIY oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, menurut dia, bisa menjadi triger (pemicu) bagi kementerian itu untuk memberikan izin penambahan penerbangan internasional di bandara itu.
Apalagi sejumlah maskapai penerbangan luar negeri macam Qatar Airways, Emirates, hingga Turkish Airlines seluruhnya menyatakan tertarik mendukung penerbangan langsung ke YIA.
"Beberapa maskapai penerbangan internasional sudah melakukan kunjungan ke Yogyakarta untuk survei," ujar Bobby.
Dia menilai tidak ada lagi alasan teknis untuk menyatakan YIA tidak mampu melayani lebih banyak penerbangan internasional sebab secara kapasitas sudah lebih dari cukup.
"Kalau kita lihat dengan kapasitas eksisting sekarang belum sampai 50 persen itu traffic-nya baik untuk penerbangan domestik maupun mancanegara. Ini yang menjadi PR kita bagaimana perizinan agar lebih banyak penerbangan internasional masuk ke YIA," ujar dia.
Bobby menuturkan hingga saat ini wisatawan mancanegara di Yogyakarta masih didominasi wisatawan Asia, khususnya Singapura dan Malaysia karena hanya dua negara itu yang memiliki penerbangan langsung ke YIA.
Adapun wisatawan dari Uni Eropa, Timur Tengah serta negara lainnya biasanya datang melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan lebih dulu mengunjungi destinasi wisata di provinsi lain kemudian mampir di Yogyakarta.
Dengan adanya penerbangan langsung, dia optimistis "length of stay (LOS) " atau lama tinggal wisatawan mancanegara di DIY bisa lebih lama dari saat ini rata-rata 2 hari menjadi 5 hari 4 malam. "Di Bali lama tinggal wisman sudah 7 hari 6 malam," ujar dia.
Jika penambahan penerbangan internasional di YIA terealisasi, Bobby memastikan lebih dari 70 persen destinasi wisata di DIY telah siap menyambut kedatangan lebih banyak wisatawan mancanegara.
Dalam kunjungan di Yogyakarta pada Agustus 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan tengah mengupayakan pembukaan penerbangan internasional langsung dari YIA ke Australia demi meningkatkan kunjungan wisatawan dari negara itu.
Selain Australia, Menparekraf menyebut penerbangan internasional di YIA juga akan terus ditambah termasuk ke Timur Tengah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: GIPI DIY dukung realisasi penambahan penerbangan internasional di YIA