Yogyakarta (ANTARA) - Pancasila perlu dibatinkan dalam keseharia sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia.
Langkah pembatinan dan upaya untuk menghikmati bisa dilakukan dalam berdemokrasi oleh semua elemen masyarakat termasuk para elite pemegang kuasa dan pemerintahan
Eko Suwanto menyatakan salah satu cara menghikmati Pancasila adalah dengan kekuasaan yang taat hukum dan menegakkan etika dalam berdemokrasi.
"Kita bersyukur punya Indonesia jadi bangsa merdeka, punya Pancasila. Oleh karena itu maka kita perlu mengenali perjuangan para pendiri bangsa. Saya ajak semua pihak khususnya penguasa, elit untuk benar-benar menegakkan etik dalam demokrasi sebagai wujud nyata pelaksanaan ideologi Pancasila," kata Eko Suwanto. Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Rabu.
Berbicara dalam forum Sarasehan Pancasila 2024 yang bertema Gotong Royong Membangun Kejayaan Indonesia bersama anggota Purna Paskibraka DIY dan Dimas Diajeng Yogyakarta di Bakesbangpol DIY, dihadirkan juga Prof Dr H Agus Moh Najib, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Hendro Muhaimin dari Pusat Studi Pancasila UGM.
Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta menyatakan salah satu cara menghikmati Pancasila harus dimulai dengan belajar dan pahami benar sejarah kebangsaan Indonesia.
Bung Karno itu mengkaji Pancasila dari bumi nusantara. Kaum muda harus pahami sejarah kebangsaan. Soekarno, pernah ditangkap oleh Belanda di Yogyakarta lalu dibuang ke penjara Banceuy Bandung.
"Ditangkap di Jogja, naik mobil dibawa Belanda ke penjara Banceuy di Bandung, itu penjara kriminal bukan kasus politik. Luasan sekira 1,5 x 2 meter. Di dalam ruang gelap penjara, Bung Karno menyusun pleidoi, Indonesia Menggugat. Kita harapkan Pemda fasilitasi generasi muda seperti dimas diajeng juga paskibraka untuk Sinau Pancasila. Tahun ini salah satunya kita fasilitasi berkunjung ke tempat bersejarah di Jawa Timur ," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan.
Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Agus Moh Najib menyatakan apresiasi atas inisiatif dan kontribusi, DIY jadi pionir untuk mengenal kembali Pancasila.
"Purna Paskibraka. Dimas dan Diajeng itu garda terdepan jadi agen memberikan sosialisasi Pancasila kepada yang muda," kata Agus Moh Najib, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP.
Hendro Muhaimin dari Pusat Studi Pancasila UGM menyatakan pemahaman sejarah lahirnya Pancasila harus dipahami oleh kaum muda.
"Komitmen terhadap Pancasila harus jadi jiwa yang melandasi gerak, modal utama jadi duta Pancasila harus saling berjumpa, silang budaya kebangsaan bisa jadi strategi meningkatkan harmoni kehidupan bersama masyarakat, bangun lagi budaya gotong royong, mediasi ruang publik, promosikan Pancasila sebagai etika berbangsa ' kata Hendro Muhaimin, dari Pusat Studi Pancasila. (*)
Langkah pembatinan dan upaya untuk menghikmati bisa dilakukan dalam berdemokrasi oleh semua elemen masyarakat termasuk para elite pemegang kuasa dan pemerintahan
Eko Suwanto menyatakan salah satu cara menghikmati Pancasila adalah dengan kekuasaan yang taat hukum dan menegakkan etika dalam berdemokrasi.
"Kita bersyukur punya Indonesia jadi bangsa merdeka, punya Pancasila. Oleh karena itu maka kita perlu mengenali perjuangan para pendiri bangsa. Saya ajak semua pihak khususnya penguasa, elit untuk benar-benar menegakkan etik dalam demokrasi sebagai wujud nyata pelaksanaan ideologi Pancasila," kata Eko Suwanto. Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Rabu.
Berbicara dalam forum Sarasehan Pancasila 2024 yang bertema Gotong Royong Membangun Kejayaan Indonesia bersama anggota Purna Paskibraka DIY dan Dimas Diajeng Yogyakarta di Bakesbangpol DIY, dihadirkan juga Prof Dr H Agus Moh Najib, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Hendro Muhaimin dari Pusat Studi Pancasila UGM.
Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta menyatakan salah satu cara menghikmati Pancasila harus dimulai dengan belajar dan pahami benar sejarah kebangsaan Indonesia.
Bung Karno itu mengkaji Pancasila dari bumi nusantara. Kaum muda harus pahami sejarah kebangsaan. Soekarno, pernah ditangkap oleh Belanda di Yogyakarta lalu dibuang ke penjara Banceuy Bandung.
"Ditangkap di Jogja, naik mobil dibawa Belanda ke penjara Banceuy di Bandung, itu penjara kriminal bukan kasus politik. Luasan sekira 1,5 x 2 meter. Di dalam ruang gelap penjara, Bung Karno menyusun pleidoi, Indonesia Menggugat. Kita harapkan Pemda fasilitasi generasi muda seperti dimas diajeng juga paskibraka untuk Sinau Pancasila. Tahun ini salah satunya kita fasilitasi berkunjung ke tempat bersejarah di Jawa Timur ," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan.
Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Agus Moh Najib menyatakan apresiasi atas inisiatif dan kontribusi, DIY jadi pionir untuk mengenal kembali Pancasila.
"Purna Paskibraka. Dimas dan Diajeng itu garda terdepan jadi agen memberikan sosialisasi Pancasila kepada yang muda," kata Agus Moh Najib, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP.
Hendro Muhaimin dari Pusat Studi Pancasila UGM menyatakan pemahaman sejarah lahirnya Pancasila harus dipahami oleh kaum muda.
"Komitmen terhadap Pancasila harus jadi jiwa yang melandasi gerak, modal utama jadi duta Pancasila harus saling berjumpa, silang budaya kebangsaan bisa jadi strategi meningkatkan harmoni kehidupan bersama masyarakat, bangun lagi budaya gotong royong, mediasi ruang publik, promosikan Pancasila sebagai etika berbangsa ' kata Hendro Muhaimin, dari Pusat Studi Pancasila. (*)