Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menyebut penjajakan Indonesia untuk mengakuisisi perusahaan beras di Kamboja bersifat transaksi bisnis tanpa mempengaruhi stok pangan nasional.

"Nomor 1 itu pasti prioritas produksi dalam negeri, sudah pasti," kata Arief Prasetyo usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan ke perusahaan lain lintas perbatasan negara lazim dilakukan oleh berbagai negara.

"Itu kan dilakukan oleh China, Malaysia, punya ranch di Australia, di Tiongkok, itu cross boarder untuk beberapa negara yang tidak memungkinkan dilakukan di negaranya," katanya.

Namun, Arief memastikan penjajakan akuisisi perusahaan beras dengan Kamboja merupakan bagian dari business to business, dengan skala prioritas produksi dalam negeri.



Pemenuhan stok beras dalam negeri dipastikan Arief menjadi prioritas utama, berdasarkan berbagai kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

"Sekarang kan nomor satu produksi dalam negeri, buktinya ada 20 ribu pompa, waduk, Jalan Usaha Tani, pupuk dari 4,7 ke 9,5 juta ton, waduk dibangun 61 unit, saluran primer, sekunder, tersier pun dibangun, cetak sawah, benih. Itu kan artinya kita dorong produksi dalam negeri," katanya.

Dikatakan Arief, akuisisi perusahaan beras Kamboja juga bermanfaat bagi Indonesia sebagai bahan penelitian dan riset.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bapanas sebut akuisisi perusahaan beras Kamboja tak pengaruhi stok RI

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024