Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyebut persoalan hak cipta bagi para seniman menjadi "pekerjaan rumah" besar yang harus diselesaikan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam arahannya pada acara Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event, di Jakarta, Senin.

“Kita masih punya PR (pekerjaan rumah) besar juga, setelah ini (kemudahan perizinan) rampung, PR kita juga bagaimana agar hak cipta itu bisa berdampak pada para seniman, pencipta lagu dan lain-lainnya,” kata Presiden.

Dia menekankan karya-karya seniman yang digunakan dalam sebuah acara, harus dipastikan dapat dirasakan dampaknya oleh para seniman itu sendiri.

“Kalau event-nya banyak tapi dampaknya tidak ke pencipta lagu, ke artisnya, ini juga tidak akan berdampak baik kepada para seniman kita,” kata dia.

Pada acara Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event itu Presiden mengapresiasi kehadiran Online Single Submission (OSS) yang merupakan sistem perizinan terintegrasi, yang memudahkan dalam mendapatkan perizinan.

Presiden pun berharap digitalisasi perizinan yang diluncurkan bukan hanya berupa website layanan saja, melainkan betul-betul memberikan kemudahan pengurusan perizinan.

Presiden memberikan beberapa contoh kerumitan perizinan yang sempat terjadi dalam penyelenggaraan acara di Indonesia, seperti saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika hingga konser musik internasional grup musik Coldplay.

Ia juga menyinggung tentang kesediaan musisi Taylor Swift tampil di Singapura, yang ditengarai karena kecepatan, kemudahan akses perizinan hingga keamanan di negara tersebut.



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden sebut persoalan hak cipta seniman jadi "PR" besar

Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga, Yashinta Difa Pramudya
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024