Jakarta (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (DI) mengusulkan adanya engineering work package (EWP) dalam kerja sama offset (imbal beli) pengadaan alutsista buatan asing, termasuk jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation Perancis.

Kementerian Pertahanan pada 9 Januari 2024 mengumumkan Indonesia resmi memborong 42 jet tempur Rafale dari Perancis, yang dalam proses pembuatannya juga mencakup sejumlah kerja sama alih teknologi (ToT) dan offset antara Dassault Aviation, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Len Industri.

“Di luar offset yang sudah menjadi standar Kementerian Pertahanan, kami usulkan satu proposal yang disebut engineering work package. Engineering work package adalah satu offset yang kami tawarkan adalah kemampuan brain daripada engineer (teknisi) untuk menyelesaikan masalah dari aspek engineering, analisis, drawing dan sebagainya,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan pada jumpa pers bersama jajaran direksi Defend ID di Jakarta, Senin.



Defend ID merupakan holding BUMN bidang pertahanan yang terdiri atas PT Len Industri sebagai induk perusahaan, dan empat anak perusahaan yaitu PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, PT PAL Indonesia dan PT Dahana.

Gita meyakini EWP tidak hanya memberikan nilai tambah dari sisi pengetahuan dan kemampuan untuk menguasai teknologi, tetapi juga ada sisi komersialnya.

Dalam sesi jumpa pers yang sama, Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin juga mengungkap ada tiga program offset antara PT Len Industri dan Dassault dalam pengadaan Rafale pesanan Indonesia. Walaupun demikian, Bobby tidak menyebutkan lebih lanjut cakupan kerja sama offset tersebut.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PT DI usul engineering work package dalam offset pengadaan Rafale

Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024