Yogyakarta (ANTARA) - Prambanan Jazz Festival (PJF) 2024 bakal mengusung kolaborasi antara musisi, seniman, jurnalis, dan komunitas penggiat seni disertai program-program berkelanjutan di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta pada 5-7 Juli 2024.
"Prambanan Jazz Festival tidak hanya pertunjukan musik tahunan yang digelar tanpa makna, banyak pesan yang tentunya tersirat dalam setiap perencanaan tiap tahunnya," kata Founder Prambanan Jazz Festival dan Rajawali Indonesia Anas Alimi saat konferensi pers di Yogyakarta, Kamis.
Pasaraya Prambanan Jazz adalah satu di antara beberapa program kolaborasi dengan komunitas yang akan menghadirkan tenant kuliner yang menyuguhkan makanan tradisional serta kekinian Indonesia.
Pasaraya akan menjadi wisata oase gastronomi yang memanjakan "PJF lovers" yang hadir pada Prambanan Jazz 2024 bertema "Satu Dekade Bersama: Perayaan Kebersamaan dalam Musik" itu.
Selain itu, ada pula "I'm Jazz a Kids" yang merupakan program kolaborasi dengan sekolah musik Purwacaraka Yogyakarta dan Solo, yang bakal menampilkan tujuh finalis musisi cilik terbaik yang diseleksi pada Juni 2024 di Sleman City Hall Yogyakarta.
"Tujuh musisi cilik ini terdiri atas peserta terbaik pada kategori vocal, biola, piano, drum dan alat musik tiup yang akan tampil di panggung Prambanan Jazz," ujar Anas
Anas melanjutkan "Pusparia Vol.2 Bersemi Bersama", sebuah aktivasi yang berkolaborasi dengan komunitas seni instalasi yang merespons karya bunga-bunga juga bakal menghiasi sejumlah titik di area venue Prambanan Jazz Festival pada siang hari.
Sebelum menikmati pertunjukan musik dari para musisi ternama dari berbagai genre selama tiga hari, Prambanan Jazz juga menyuguhkan "PJF Cultural Escape" berupa program keliling wisata di wilayah Yogyakarta yang dimulai sejak pagi hari hingga siang hari bersama komunitas berkain.
"Kegiatan ini dalam rangka melakukan kolaborasi pertunjukan seni musik dengan penggiat wastra, sehingga PJF lovers bisa mulai merasakan nyamannya berkain dalam segala suasana," kata dia.
Sebagai cerminan bahwa Prambanan Jazz tidak hanya memberikan fasilitas kuliner dengan berbagai macam hasil akhir sampah, menurut Anas, pihaknya juga bakal mengedukasi "PJF lovers" untuk dapat memilah sampah organik dan nonorganik melalui "Prambanan Jazz Sustainability Program".
"Tentunya semua ini bertujuan untuk membuat Prambanan Jazz dapat dikenang sebagai festival musik yang dapat memberikan kenangan yang Indah dan tak kan terlupakan," ujar dia.
CEO Rajawali Indonesia Tovic Raharja mengapresiasi dukungan pemerintah malalui Kemenparekraf terhadap perhelatan Prambanan Jazz setiap tahun dengan harapan festival itu dapat menerapkan Sapta Pesona sesuai konsep pariwisata secara global.
"Satu Dekade Bersama, bukan hanya sebuah slogan, namun rasa syukur kami terhadap keberlangsungan acara yang bisa membuat banyak pihak berkumpul dan berkolaborasi di kawasan wisata Candi Prambanan," ujar Tovic.
"Prambanan Jazz Festival tidak hanya pertunjukan musik tahunan yang digelar tanpa makna, banyak pesan yang tentunya tersirat dalam setiap perencanaan tiap tahunnya," kata Founder Prambanan Jazz Festival dan Rajawali Indonesia Anas Alimi saat konferensi pers di Yogyakarta, Kamis.
Pasaraya Prambanan Jazz adalah satu di antara beberapa program kolaborasi dengan komunitas yang akan menghadirkan tenant kuliner yang menyuguhkan makanan tradisional serta kekinian Indonesia.
Pasaraya akan menjadi wisata oase gastronomi yang memanjakan "PJF lovers" yang hadir pada Prambanan Jazz 2024 bertema "Satu Dekade Bersama: Perayaan Kebersamaan dalam Musik" itu.
Selain itu, ada pula "I'm Jazz a Kids" yang merupakan program kolaborasi dengan sekolah musik Purwacaraka Yogyakarta dan Solo, yang bakal menampilkan tujuh finalis musisi cilik terbaik yang diseleksi pada Juni 2024 di Sleman City Hall Yogyakarta.
"Tujuh musisi cilik ini terdiri atas peserta terbaik pada kategori vocal, biola, piano, drum dan alat musik tiup yang akan tampil di panggung Prambanan Jazz," ujar Anas
Anas melanjutkan "Pusparia Vol.2 Bersemi Bersama", sebuah aktivasi yang berkolaborasi dengan komunitas seni instalasi yang merespons karya bunga-bunga juga bakal menghiasi sejumlah titik di area venue Prambanan Jazz Festival pada siang hari.
Sebelum menikmati pertunjukan musik dari para musisi ternama dari berbagai genre selama tiga hari, Prambanan Jazz juga menyuguhkan "PJF Cultural Escape" berupa program keliling wisata di wilayah Yogyakarta yang dimulai sejak pagi hari hingga siang hari bersama komunitas berkain.
"Kegiatan ini dalam rangka melakukan kolaborasi pertunjukan seni musik dengan penggiat wastra, sehingga PJF lovers bisa mulai merasakan nyamannya berkain dalam segala suasana," kata dia.
Sebagai cerminan bahwa Prambanan Jazz tidak hanya memberikan fasilitas kuliner dengan berbagai macam hasil akhir sampah, menurut Anas, pihaknya juga bakal mengedukasi "PJF lovers" untuk dapat memilah sampah organik dan nonorganik melalui "Prambanan Jazz Sustainability Program".
"Tentunya semua ini bertujuan untuk membuat Prambanan Jazz dapat dikenang sebagai festival musik yang dapat memberikan kenangan yang Indah dan tak kan terlupakan," ujar dia.
CEO Rajawali Indonesia Tovic Raharja mengapresiasi dukungan pemerintah malalui Kemenparekraf terhadap perhelatan Prambanan Jazz setiap tahun dengan harapan festival itu dapat menerapkan Sapta Pesona sesuai konsep pariwisata secara global.
"Satu Dekade Bersama, bukan hanya sebuah slogan, namun rasa syukur kami terhadap keberlangsungan acara yang bisa membuat banyak pihak berkumpul dan berkolaborasi di kawasan wisata Candi Prambanan," ujar Tovic.