Jakarta (ANTARA) - Peserta program residensi pemajuan kebudayaan 2024 asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Otniel Tasman akan mengusung kesenian antikolonialisme dalam proyeknya ke depan.
"Saya ingin mengusung kesenian yang antikolonialisme. Saya punya proyek ke depan, ini bagian dari riset untuk menggabungkan spiritualitas di Banyumas, saya juga pernah di Lengger, digabungkan dengan Tari Topeng Losari dari Cirebon, Jawa Barat," katanya ditemui usai acara makan malam dalam rangka penyambutan peserta residensi pemajuan kebudayaan 2024 di Jakarta, Selasa (30/7).
Otniel tertarik mengikuti residensi budaya tersebut karena dirinya menaruh perhatian pada isu lintas-kultural, gender, dan spiritualitas yang jika digabungkan dalam suatu pertunjukan akan menjadi sebuah karya menarik.
"Kita punya isu lintas-kultural, lintas-gender, dan lintas-spiritualitas yang menarik buat saya, bagaimana energi kami bisa disatukan dalam satu pertunjukan yang ke depannya akan dikemas, sehingga harapan saya akan menjadi karya yang menarik, di mana ada isu lintas-batas yang bisa dipadukan antara Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," ujarnya.
Ia menyebut akan mempelajari lebih mendalam tentang Topeng Losari dengan musik, karakter dan spiritualitas di dalamnya, yang menjadi alasan utama mengapa ia tertarik mengikuti residensi tersebut.
"Saya memang tertarik dengan Topeng Losari, hingga akhirnya saya mengikuti residensi ini. Nantinya saya tidak hanya belajar tari, tetapi sejarahnya juga, mengalami kehidupan di sana, spiritualitasnya, seluk beluknya," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peserta residensi budaya 2024 usung kesenian antikolonialisme
"Saya ingin mengusung kesenian yang antikolonialisme. Saya punya proyek ke depan, ini bagian dari riset untuk menggabungkan spiritualitas di Banyumas, saya juga pernah di Lengger, digabungkan dengan Tari Topeng Losari dari Cirebon, Jawa Barat," katanya ditemui usai acara makan malam dalam rangka penyambutan peserta residensi pemajuan kebudayaan 2024 di Jakarta, Selasa (30/7).
Otniel tertarik mengikuti residensi budaya tersebut karena dirinya menaruh perhatian pada isu lintas-kultural, gender, dan spiritualitas yang jika digabungkan dalam suatu pertunjukan akan menjadi sebuah karya menarik.
"Kita punya isu lintas-kultural, lintas-gender, dan lintas-spiritualitas yang menarik buat saya, bagaimana energi kami bisa disatukan dalam satu pertunjukan yang ke depannya akan dikemas, sehingga harapan saya akan menjadi karya yang menarik, di mana ada isu lintas-batas yang bisa dipadukan antara Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," ujarnya.
Ia menyebut akan mempelajari lebih mendalam tentang Topeng Losari dengan musik, karakter dan spiritualitas di dalamnya, yang menjadi alasan utama mengapa ia tertarik mengikuti residensi tersebut.
"Saya memang tertarik dengan Topeng Losari, hingga akhirnya saya mengikuti residensi ini. Nantinya saya tidak hanya belajar tari, tetapi sejarahnya juga, mengalami kehidupan di sana, spiritualitasnya, seluk beluknya," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peserta residensi budaya 2024 usung kesenian antikolonialisme