Jakarta (ANTARA) - Desainer atau perancang Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) Nyoman Nuarta mengungkapkan bahwa makna dari desain Istana ini yang nampak memeluk, mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia.
Nyoman yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu, tak menampik bahwa desain Istana Garuda yang nampak memeluk menggambarkan makna bahwa Burung Garuda sebagai Lambang Negara sedang melindungi bangsa Indonesia.
"(Orang menilai bahwa Istana Garuda menunduk, artinya pak?) Kalau Garuda ngedongak, sombong dong. Terserah lah itu image orang. Saya buat sayapnya itu memeluk seperti melindungi," kata Nyoman.
Nyoman, yang juga pernah membangun Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, menekankan bahwa lokasi Istana Garuda di IKN dibangun di atas bukit.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak mengizinkan pembongkaran bukit tersebut untuk menjaga keaslian alam.
"Kan itu di bukit tuh. Tadinya memang di bukit. Itu saya nggak bongkar, saya nggak memperbolehkan untuk membongkar (bukitnya)," ujarnya lagi.
Tinggi Istana Garuda di IKN, kata Nyoman, mencapai 44 meter dari jalan dan 88 meter dari permukaan laut. Secara keseluruhan, ketinggian dari istana ini mencapai 70 meter dari puncak bangunan Garuda.
"Tingginya kurang lebih dari jalan itu 44 meter, tapi dari permukaan laut itu 88 meter. Ditambah ketinggian 70 meter dari Garuda itu," katanya pula.
Desain lingkungan sekitar istana juga diperhatikan dengan cermat. Nyoman mengungkapkan bahwa tebing di sekitar istana akan ditanami berbagai tanaman untuk menciptakan suasana asri dan sejuk.
Selain itu, tuang tunggu di dalam istana juga dirancang dengan konsep yang tidak biasa. Nyoman menyebut ruang tunggu tersebut akan terasa melayang karena posisinya berada di antara tebing setinggi 30 meter dan langit-langit setinggi 30 meter.
"Jadi ruang tunggunya kita nggak biasa, Jadi dia seperti melayang, tebingnya 30 meter, langit-langitnya 30 meter. Jadi tamu-tamu di dalam tanpa pake AC, karena nanti angin itu keluar masuk melalui celah-celah sayap itu," ujarnya pula.
Nyoman juga menekankan bahwa ruang tunggu tersebut tidak memerlukan AC, karena angin akan mengalir masuk melalui celah-celah sayap Garuda, menciptakan sirkulasi udara alami yang sejuk.
"Jadi nyaman karena panas bisa drop drastis. Misalnya di luar 35 derajat celsius, di dalam itu bisa 24 derajat celsius. Jadi (bisa) turun bangat panasnya," kata Nyoman.