Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakkan promosi melalui "Business Matching 2024" untuk memperkenalkan dan mempertemukan secara langsung antara penyedia dan pembeli di GOR Siyono dalam rangka meningkatkan penggunaan produk lokal.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul Supartono di Gunungkidul, Rabu, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi langsung antara penyedia barang atau jasa dengan pembeli, baik dari badan dinas, PT, laboratorium, puskesmas, dan berbagai instansi lainnya.
"Dengan adanya Business Matching 2024, kami berharap transaksi yang signifikan, sehingga dapat meningkatkan penggunaan produk dalam negeri," kata Supartono.
Ia mengatakan, program peningkatan penggunaan produk dalam negeri ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan dan kontribusinya terhadap ekonomi nasional.
"Pemerintah terus mendorong masyarakat agar lebih banyak menggunakan produk dalam negeri guna menumbuhkan kemandirian bangsa. Pelaksanaan program kegiatan ini sebagai bentuk nyata dalam membangkitkan semangat mencintai dan menggunakan produk dalam negeri," katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pada 2004 tercatat ada sekitar Rp0,35 triliun transaksi yang melibatkan penyedia produk dalam negeri.
Namun, angka ini masih jauh dari yang diharapkan. Hingga Agustus 2002, realisasi penyediaan barang dan jasa mencapai Rp30,37 miliar dengan total 253 paket.
Supartono mengatakan kegiatan ini pihaknya menghadirkan penyedia lokal yang terdiri dari 25 penyedia makanan dan minuman, dua penyedia kendaraan bermotor, tujuh penyedia komputer dan elektronik, serta berbagai penyedia lainnya.
"Sebagian besar dari penyedia tersebut sudah memiliki akun yang dapat digunakan dalam transaksi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Kami juga menyediakan layanan konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh penyedia dan pembeli untuk berdiskusi terkait pengadaan," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyatakan pentingnya transformasi digital dalam dunia usaha. Menurutnya transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang perubahan mindset.
“Dengan digitalisasi, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat melihat langsung spesifikasi barang dan jasa yang akan dipesan, sehingga langkah ini lebih transparan dan bisa menghindari praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)," katanya.
Ia berharap dengan semangat yang sama, diharapkan Business Matching 2024 ini dapat memotivasi penyedia dan pembeli untuk lebih banyak melakukan transaksi belanja produk dalam negeri, baik dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah lokal maupun nasional.
“Kunci keberhasilan terletak pada komitmen bersama untuk sebanyak mungkin menggunakan produk-produk dalam negeri demi terwujudnya Gunungkidul yang maju,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinas Perindustrian Gunungkidul galakkan penggunaan produk lokal
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul Supartono di Gunungkidul, Rabu, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi langsung antara penyedia barang atau jasa dengan pembeli, baik dari badan dinas, PT, laboratorium, puskesmas, dan berbagai instansi lainnya.
"Dengan adanya Business Matching 2024, kami berharap transaksi yang signifikan, sehingga dapat meningkatkan penggunaan produk dalam negeri," kata Supartono.
Ia mengatakan, program peningkatan penggunaan produk dalam negeri ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan dan kontribusinya terhadap ekonomi nasional.
"Pemerintah terus mendorong masyarakat agar lebih banyak menggunakan produk dalam negeri guna menumbuhkan kemandirian bangsa. Pelaksanaan program kegiatan ini sebagai bentuk nyata dalam membangkitkan semangat mencintai dan menggunakan produk dalam negeri," katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pada 2004 tercatat ada sekitar Rp0,35 triliun transaksi yang melibatkan penyedia produk dalam negeri.
Namun, angka ini masih jauh dari yang diharapkan. Hingga Agustus 2002, realisasi penyediaan barang dan jasa mencapai Rp30,37 miliar dengan total 253 paket.
Supartono mengatakan kegiatan ini pihaknya menghadirkan penyedia lokal yang terdiri dari 25 penyedia makanan dan minuman, dua penyedia kendaraan bermotor, tujuh penyedia komputer dan elektronik, serta berbagai penyedia lainnya.
"Sebagian besar dari penyedia tersebut sudah memiliki akun yang dapat digunakan dalam transaksi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Kami juga menyediakan layanan konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh penyedia dan pembeli untuk berdiskusi terkait pengadaan," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyatakan pentingnya transformasi digital dalam dunia usaha. Menurutnya transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang perubahan mindset.
“Dengan digitalisasi, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat melihat langsung spesifikasi barang dan jasa yang akan dipesan, sehingga langkah ini lebih transparan dan bisa menghindari praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)," katanya.
Ia berharap dengan semangat yang sama, diharapkan Business Matching 2024 ini dapat memotivasi penyedia dan pembeli untuk lebih banyak melakukan transaksi belanja produk dalam negeri, baik dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah lokal maupun nasional.
“Kunci keberhasilan terletak pada komitmen bersama untuk sebanyak mungkin menggunakan produk-produk dalam negeri demi terwujudnya Gunungkidul yang maju,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinas Perindustrian Gunungkidul galakkan penggunaan produk lokal