Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan setempat dalam acara kolaborasi penyambutan wisatawan dengan kesenian, sehingga mendongkrak investasi di wilayah itu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kulon Progo Heriyanto di Kulon Progo, Jumat, mengatakan perkembangan investasi di sektor pariwisata di wilayah ini belum ada geliat.
Investor belum tertarik melakukan investasi di Kulon Progo. Hal ini mengingat investasi yang dilakukan di sektor pariwisata, contohnya hotel-hotel okupansi masih sangat rendah sekali. Saat ini, tingkat okupansi masih sekitar 30 persen hingga 40 persen.
"Tingkat okupansi hotel saja belum sampai 50 persen. Sehingga, DPMPTSP sangat prihatin sekali. Jangan sampai investor-investor yang sudah menanamkan investasinya gulung tikar. Atas dasar itu, kami melakukan komunikasi dengan Dinas Kebudayaan, dan kami diberikan paket kesenian tradisional untuk dikolaborasikan menciptakan ketertarikan investasi di Kulon Progo," kata Heriyanto.
Ia mengatakan kesenian dari Dinas Kebudayaan dibuat satu paket penyajian kepada wisatawan. Untuk itu, DPMPTSP kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Harapannya, HPI-HPI di DIY dan Jawa Tengah ini dapat sebagai pramuwisata bisa memasarkan Kulon Progo," katanya.
Lebih lanjut, Heriyanto berharap kesenian ini bisa menjadi pemantik masuknya wisatawan dan investor.
"Kesenian tradisional tidak hanya ditonton oleh warga Kulon Progo, tapi kesenian tradisional itu adalah subsidi yang diberikan dalam satu paket wisatawan yang harapannya ditonton wisatawan," katanya.
Dia mengatakan kesenian tradisional ini adalah tari Sugriwa Subali. Kesenian itu ditampilkan bertepatan dengan adanya tamu beberapa kunjungan tamu manca negara, sekaligus untuk mengenalkan tari Sugriwa Subali kepada wisatawan mancanegara.
"Hal ini bertujuan untuk membentuk suatu mekanisme dalam penyambutan wisatawan yang berkunjung di Kulon Progo, sehingga terjadi keselarasan antara pemerintah, hotel-hotel, restoran, dan pramuwisata yang ada," katanya.
Asisten Daerah II Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan bukan saatnya saling bersaing, tetapi sudah saatnya bersanding demi kemajuan Kabupaten Kulon Progo.
Ia berharap pionir-pionir yang ada saling berkolaborasi sehingga tercipta kemajuan bagi Kulon Progo.
"Kami berharap semua pionir berkolaborasi untuk kemajuan bersama di Kulon Progo," katanya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kulon Progo Heriyanto di Kulon Progo, Jumat, mengatakan perkembangan investasi di sektor pariwisata di wilayah ini belum ada geliat.
Investor belum tertarik melakukan investasi di Kulon Progo. Hal ini mengingat investasi yang dilakukan di sektor pariwisata, contohnya hotel-hotel okupansi masih sangat rendah sekali. Saat ini, tingkat okupansi masih sekitar 30 persen hingga 40 persen.
"Tingkat okupansi hotel saja belum sampai 50 persen. Sehingga, DPMPTSP sangat prihatin sekali. Jangan sampai investor-investor yang sudah menanamkan investasinya gulung tikar. Atas dasar itu, kami melakukan komunikasi dengan Dinas Kebudayaan, dan kami diberikan paket kesenian tradisional untuk dikolaborasikan menciptakan ketertarikan investasi di Kulon Progo," kata Heriyanto.
Ia mengatakan kesenian dari Dinas Kebudayaan dibuat satu paket penyajian kepada wisatawan. Untuk itu, DPMPTSP kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Harapannya, HPI-HPI di DIY dan Jawa Tengah ini dapat sebagai pramuwisata bisa memasarkan Kulon Progo," katanya.
Lebih lanjut, Heriyanto berharap kesenian ini bisa menjadi pemantik masuknya wisatawan dan investor.
"Kesenian tradisional tidak hanya ditonton oleh warga Kulon Progo, tapi kesenian tradisional itu adalah subsidi yang diberikan dalam satu paket wisatawan yang harapannya ditonton wisatawan," katanya.
Dia mengatakan kesenian tradisional ini adalah tari Sugriwa Subali. Kesenian itu ditampilkan bertepatan dengan adanya tamu beberapa kunjungan tamu manca negara, sekaligus untuk mengenalkan tari Sugriwa Subali kepada wisatawan mancanegara.
"Hal ini bertujuan untuk membentuk suatu mekanisme dalam penyambutan wisatawan yang berkunjung di Kulon Progo, sehingga terjadi keselarasan antara pemerintah, hotel-hotel, restoran, dan pramuwisata yang ada," katanya.
Asisten Daerah II Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan bukan saatnya saling bersaing, tetapi sudah saatnya bersanding demi kemajuan Kabupaten Kulon Progo.
Ia berharap pionir-pionir yang ada saling berkolaborasi sehingga tercipta kemajuan bagi Kulon Progo.
"Kami berharap semua pionir berkolaborasi untuk kemajuan bersama di Kulon Progo," katanya.