Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa menjadi kunci keberhasilan mencapai visi Indonesia Emas 2045.
"Salah satu hal yang sangat penting untuk menjadi kunci keberhasilan, meningkatkan capaian pembangunan menuju Indonesia Emas adalah merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa," kata Menko Hadi saat memberikan kuliah umum dengan tema "Merawat Persatuan Dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas 2045" di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa.
Hadi menuturkan kemajemukan bangsa Indonesia akan menghasilkan energi positif manakala setiap komponen bangsa berinteraksi antara satu dengan lainnya secara sehat.
Dengan demikian, lanjut Hadi, yang diperlukan saat ini adalah merawat persatuan dalam kemajemukan suku, budaya, agama, dan kelompok politik yang disatukan oleh kesamaan visi menuju Indonesia Emas.
"Semangat ini diperlukan seperti pada saat bangsa Indonesia merebut kemerdekaan yang disatukan oleh visi mencapai Indonesia merdeka," ujarnya.
Visi Indonesia Emas 2045, kata Hadi, didasari oleh kondisi sumber daya manusia pada tahun 2045 yang sangat produktif.
Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2045 dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa, yang di antaranya 52 persen berusia produktif, 75 persen hidup di perkotaan, dan 80 persen masyarakat berpenghasilan menengah.
Sementara itu, angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) sumber daya manusia yang menempuh pendidikan tinggi di Indonesia akan mencapai 60 persen.
"Ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi," ujar Hadi.
Sementara itu, lanjut Menko Polhukam, angka angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi akan mencapai 90 persen, serta tingkat pengangguran alamiah terjaga pada angka 3 hingga 4 persen.
Sejalan dengan itu, mantan Panglima TNI ini menambahkan bangsa Indonesia telah berhasil menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang stabil, serta senantiasa menuju perbaikan.
Menurut Hadi, indeks demokrasi Indonesia akan stabil berada pada skor 80-an, indeks perilaku antikorupsi dapat dipertahankan pada angka 3,9 dan proses reformasi birokrasi di level kementerian telah dapat dijalankan 100 persen.
"Namun demikian, kita tentu harus tetap waspada. Indonesia Emas bukan sesuatu yang akan datang begitu saja. Kita perlu menyadari bahwa tantangan global pada tahun 2045 tentu sangat berbeda dengan
tantangan saat ini," katanya.
Sementara itu, Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia mengatakan kemajemukan bangsa bisa menjadi sumber perpecahan atau konflik sosial jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, kata Ova, kampus memberikan ruang diskusi terbuka untuk menyampaikan pandangannya melalui koridor akademik.
"Kampus juga mendorong kebebasan berekspresi yang bisa dilakukan di luar kampus yang berdampak luas, namun harus tetap berada dalam koridor etik serta mempertimbangkan hak asasi manusia," tutur Ova Emilia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menko Polhukam: Merawat persatuan kunci keberhasilan Indonesia Emas
"Salah satu hal yang sangat penting untuk menjadi kunci keberhasilan, meningkatkan capaian pembangunan menuju Indonesia Emas adalah merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa," kata Menko Hadi saat memberikan kuliah umum dengan tema "Merawat Persatuan Dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas 2045" di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa.
Hadi menuturkan kemajemukan bangsa Indonesia akan menghasilkan energi positif manakala setiap komponen bangsa berinteraksi antara satu dengan lainnya secara sehat.
Dengan demikian, lanjut Hadi, yang diperlukan saat ini adalah merawat persatuan dalam kemajemukan suku, budaya, agama, dan kelompok politik yang disatukan oleh kesamaan visi menuju Indonesia Emas.
"Semangat ini diperlukan seperti pada saat bangsa Indonesia merebut kemerdekaan yang disatukan oleh visi mencapai Indonesia merdeka," ujarnya.
Visi Indonesia Emas 2045, kata Hadi, didasari oleh kondisi sumber daya manusia pada tahun 2045 yang sangat produktif.
Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2045 dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa, yang di antaranya 52 persen berusia produktif, 75 persen hidup di perkotaan, dan 80 persen masyarakat berpenghasilan menengah.
Sementara itu, angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) sumber daya manusia yang menempuh pendidikan tinggi di Indonesia akan mencapai 60 persen.
"Ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi," ujar Hadi.
Sementara itu, lanjut Menko Polhukam, angka angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi akan mencapai 90 persen, serta tingkat pengangguran alamiah terjaga pada angka 3 hingga 4 persen.
Sejalan dengan itu, mantan Panglima TNI ini menambahkan bangsa Indonesia telah berhasil menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang stabil, serta senantiasa menuju perbaikan.
Menurut Hadi, indeks demokrasi Indonesia akan stabil berada pada skor 80-an, indeks perilaku antikorupsi dapat dipertahankan pada angka 3,9 dan proses reformasi birokrasi di level kementerian telah dapat dijalankan 100 persen.
"Namun demikian, kita tentu harus tetap waspada. Indonesia Emas bukan sesuatu yang akan datang begitu saja. Kita perlu menyadari bahwa tantangan global pada tahun 2045 tentu sangat berbeda dengan
tantangan saat ini," katanya.
Sementara itu, Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia mengatakan kemajemukan bangsa bisa menjadi sumber perpecahan atau konflik sosial jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, kata Ova, kampus memberikan ruang diskusi terbuka untuk menyampaikan pandangannya melalui koridor akademik.
"Kampus juga mendorong kebebasan berekspresi yang bisa dilakukan di luar kampus yang berdampak luas, namun harus tetap berada dalam koridor etik serta mempertimbangkan hak asasi manusia," tutur Ova Emilia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menko Polhukam: Merawat persatuan kunci keberhasilan Indonesia Emas