Yogyakarta (ANTARA) - Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kolaborasi dengan Universitas Leiden, Belanda untuk memperkuat riset di bidang ilmu biologi.
"Kolaborasi ini merupakan salah satu langkah strategis yang diambil oleh Fakultas Biologi UGM dalam memperluas dampak riset dan inovasi di tingkat internasional, sekaligus memperkuat perannya sebagai pusat unggulan riset biologi di Indonesia," kata Dekan Fakultas Biologi UGM Prof Budi Daryono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Kolaborasi kedua universitas tersebut ditandai penandatanganan Perjanjian Doktoral Bersama (Joint Doctoral Degree Agreement) antara pihak Fakultas Biologi UGM dan Sekolah Pascasarjana, Fakultas Sains, Universitas Leiden di Gorlaeus Building, Universitas Leiden, Belanda pada Rabu (25/9).
Budi Daryono berharap bahwa kolaborasi antara UGM dan Universitas Leiden bakal mendorong lebih banyak mahasiswa dan peneliti dari kedua universitas berpartisipasi aktif dalam program-program kolaboratif.
"Baik dalam bentuk pertukaran pelajar, program riset bersama, maupun publikasi ilmiah yang berkualitas," kata dia.
Dekan Faculty of Science, Leiden University Prof Jasper Knoester berharap kerja sama itu bakal membuka jalan bagi peningkatan kerja sama antara Universitas Leiden dan UGM, khususnya dalam lingkup kedua fakultas.
Jasper optimistis bahwa kolaborasi itu segera membuahkan hasil konkret melalui peningkatan jumlah mahasiswa Ph.D yang terlibat dalam program tersebut.
"Saya berharap dengan penandatangan MoA (memorandum of agreement) membuat kerja sama antara UGM dan Leiden khususnya kedua fakultas dapat semakin erat dan segera ada tindak lanjut dengan adanya mahasiswa jenjang doktor (Ph.D)," kata Jasper.
Selaras dengan itu, Direktur Penelitian UGM Prof Mirwan Ushada mengatakan, selain penandatangan pembukaan "joint doctoral degree untuk mahasiswa jenjang doktor", juga disepakati kerja sama riset di bidang bioteknologi dan kesehatan.
"Salah satu tema prioritas INUCoST (Indonesia Dutch Consortium on Sustainable Future) tahun depan adalah kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi UGM dalam mengembangkan riset-riset unggulan di bidang bioteknologi dan kesehatan masyarakat," ujar Mirwan.
Menurut Mirwan, kolaborasi kedua universitas juga mencakup pembentukan Fasilitas Riset Zebrafish yang diharapkan dapat menjadi pusat riset internasional untuk mendukung pengembangan penelitian di bidang kesehatan serta pengujian produk alami dari Indonesia.
"Semoga dengan kerja sama yang sudah ada melalui 'twinlab fish facility', dapat lebih diperkuat dengan adanya mahasiswa Ph.D yang meneliti menggunakan fasilitas tersebut untuk mendukung pengembangan penelitian di bidang kesehatan dan pengujian natural produk Indonesia," kata dia.
"Kolaborasi ini merupakan salah satu langkah strategis yang diambil oleh Fakultas Biologi UGM dalam memperluas dampak riset dan inovasi di tingkat internasional, sekaligus memperkuat perannya sebagai pusat unggulan riset biologi di Indonesia," kata Dekan Fakultas Biologi UGM Prof Budi Daryono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Kolaborasi kedua universitas tersebut ditandai penandatanganan Perjanjian Doktoral Bersama (Joint Doctoral Degree Agreement) antara pihak Fakultas Biologi UGM dan Sekolah Pascasarjana, Fakultas Sains, Universitas Leiden di Gorlaeus Building, Universitas Leiden, Belanda pada Rabu (25/9).
Budi Daryono berharap bahwa kolaborasi antara UGM dan Universitas Leiden bakal mendorong lebih banyak mahasiswa dan peneliti dari kedua universitas berpartisipasi aktif dalam program-program kolaboratif.
"Baik dalam bentuk pertukaran pelajar, program riset bersama, maupun publikasi ilmiah yang berkualitas," kata dia.
Dekan Faculty of Science, Leiden University Prof Jasper Knoester berharap kerja sama itu bakal membuka jalan bagi peningkatan kerja sama antara Universitas Leiden dan UGM, khususnya dalam lingkup kedua fakultas.
Jasper optimistis bahwa kolaborasi itu segera membuahkan hasil konkret melalui peningkatan jumlah mahasiswa Ph.D yang terlibat dalam program tersebut.
"Saya berharap dengan penandatangan MoA (memorandum of agreement) membuat kerja sama antara UGM dan Leiden khususnya kedua fakultas dapat semakin erat dan segera ada tindak lanjut dengan adanya mahasiswa jenjang doktor (Ph.D)," kata Jasper.
Selaras dengan itu, Direktur Penelitian UGM Prof Mirwan Ushada mengatakan, selain penandatangan pembukaan "joint doctoral degree untuk mahasiswa jenjang doktor", juga disepakati kerja sama riset di bidang bioteknologi dan kesehatan.
"Salah satu tema prioritas INUCoST (Indonesia Dutch Consortium on Sustainable Future) tahun depan adalah kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi UGM dalam mengembangkan riset-riset unggulan di bidang bioteknologi dan kesehatan masyarakat," ujar Mirwan.
Menurut Mirwan, kolaborasi kedua universitas juga mencakup pembentukan Fasilitas Riset Zebrafish yang diharapkan dapat menjadi pusat riset internasional untuk mendukung pengembangan penelitian di bidang kesehatan serta pengujian produk alami dari Indonesia.
"Semoga dengan kerja sama yang sudah ada melalui 'twinlab fish facility', dapat lebih diperkuat dengan adanya mahasiswa Ph.D yang meneliti menggunakan fasilitas tersebut untuk mendukung pengembangan penelitian di bidang kesehatan dan pengujian natural produk Indonesia," kata dia.