Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menilai serangkaian permohonan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo kepada rakyat dalam berbagai kesempatan merupakan bukti keseriusan dalam merefleksi kebijakan yang telah dijalankan.

"Serangkaian permohonan maaf yang disampaikan Beliau di berbagai kesempatan dan lokasi itu menunjukkan keseriusan beliau dalam refleksi atas kebijakan yang telah dijalankan," kata Yusuf melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis.

Pernyataan tersebut berkaitan dengan momen Presiden Joko Widodo yang belakangan ini selalu menyempatkan diri untuk memohon maaf kepada masyarakat di sela-sela kunjungan kerjanya di berbagai daerah.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi lebih sering menyampaikan permohonan maaf itu saat meninjau pasar rakyat untuk mengecek harga bahan pokok.

Yusuf menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap kerendahan hati dan keberaniannya untuk meminta maaf secara langsung sebagai manusia yang kurang sempurna selama masa jabatannya.

Tindakan tersebut, kata Yusuf, merupakan sikap yang menunjukkan integritas, kenegarawanan dan kepedulian yang mendalam terhadap tanggung jawab yang diemban Jokowi sebagai kepala negara.

Menurut Yusuf, permintaan maaf langsung yang disampaikan di berbagai momen penting dan di berbagai daerah itu juga mencerminkan hubungan langsung dengan rakyat dan menunjukkan rasa empati.

"Itu adalah komitmen beliau terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas yang kuat dalam kepemimpinannya," kata Yusuf.







 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Istana: permohonan maaf Presiden bukti keseriusan merefleksi kebijakan

Pewarta : Mentari Dwi Gayati
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024