Yogyakarta (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta berikan pemaparan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di depan sejumlah mahasiswa pada Kuliah Praktisi, Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Peran JKN sebagai pemberi penjaminan layanan kesehatan menjadi vital dalam menyokong ekonomi masyarakat.
"Program JKN sebagai jaminan perlindungan dari resiko finansial ketika sakit telah menjadi salah satu tiang penyangga kesehatan di Indonesia yang berdampak langsung pada sisi ekonomi masyarakat. Ketika dulu belum ada JKN, maka sakit bisa merubah begitu drastis status ekonomi seseorang. Ini menjadi pembahasan menarik yang perlu dipahami oleh mahasiswa," ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta, M. Idar Aries Munandar usai sesi perkuliahan, Selasa (09/10).
Sebagai badan penyelenggara, BPJS Kesehatan berperan besar dalam menciptakan ekosistem JKN. Di dalamnya terjadi beragam sinergi yang menyatukan antara pemerintah sebagai regulator, BPJS Kesehatan sebagai penyelanggara, fasilitas kesehatan, peserta hingga pengelolaan dana.
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda perlu memahami pentingnya keberlangsungan dan makna yang diusung dalam Program JKN.
"Mahasiswa perlu mengetahui bagaimana ekosistem JKN yang kompleks ini berjalan, mulai dari manfaat penjaminan layanan kesehatan, pembayaran klaim, regulasinya hingga prinsip pengelolaan JKN. Harapan kami mahasiswa menjadi paham bahwa JKN ini tidak hanya melulu soal kesehatan, namun peranannya juga besar untuk menunjang pertumbuhan dan melindungi ekonomi masyarakat," tegas Nandar.
Menurut Nandar, momen ini juga menjadi ajang untuk menjaring masukan, kritik dan saran yang segar dari para mahasiswa.
Banyak pertanyaan yang disampaikan mulai dari pemberianlayanan di fasilitas kesehatan, penjaminan layanan dan isu-isu terkini tentang JKN.
"Tadi kami mendapatkan banyak input dan insight yang membangun dari mahasiswa yang tentunya masih sangat kritis dengan keingintahuan yang kuat. Ternyata para mahasiswa ini juga mengikuti secara update isu-isu yang sedang santer tentang JKN. Masukan ini sangat membangun agar kami terus dapat memberikan layanan terbaik bagi peserta," terang Nandar.
Informasi terkait Program JKN juga bermanfaat bagi mahasiswa secara pribadi terutama mereka yang jauh dari keluarga.
Bagaimana nanti mahasiswa yang berada jauh dari domisili asal tetap bisa merasakan jaminan perlindungan kesehatan ketika sakit di perantauan.
"Sempat pula tadi ada interaksi tanya jawab yang positif tentang Aplikasi Mobile JKN, cara merubah data terutama data Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Mahasiswa diharapkan merubah data FKTP nya menjadi klinik, puskesmas atau dokter praktik perorangan yang lokasinya tidak jauh dari kampus atau indekos. Sehingga saat sakit di Yogyakarta tidak menemui kendala," kata Nandar.
Sementara itu, Sekretaris Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY, Dyah Titis Kusuma Wardani, mengatakan materi untuk perkuliahan yang disampaikan sangat komprehensif.
Para mahasiswa diajak untuk berdiskusi langsung tentang isu-isu aktual, seperti tantangan pembiayaan kesehatan dan strategi peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
"Kuliah Praktisi ini dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa mengenai peran ekonomi dalam sektor kesehatan. Kesadaran bahwa layanan kesehatan memang mahal dan merupakan biaya yang bisa membengkak "out of pocket". Kemudian bagaimana BPJS Kesehatan berperan dalam mewujudkan Universal Health Coverage.
"Saya optimis BPJS Kesehatan mampu memberikan layanan kesehatan yang prima untuk seluruh masyarakat," kata Dyah.
Dyah mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan untuk terjun langsung memberikan informasi pada mahasiswa.
Dyah mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep dan aplikasi ekonomi dalam sektor kesehatan.
Peran JKN sebagai pemberi penjaminan layanan kesehatan menjadi vital dalam menyokong ekonomi masyarakat.
"Program JKN sebagai jaminan perlindungan dari resiko finansial ketika sakit telah menjadi salah satu tiang penyangga kesehatan di Indonesia yang berdampak langsung pada sisi ekonomi masyarakat. Ketika dulu belum ada JKN, maka sakit bisa merubah begitu drastis status ekonomi seseorang. Ini menjadi pembahasan menarik yang perlu dipahami oleh mahasiswa," ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta, M. Idar Aries Munandar usai sesi perkuliahan, Selasa (09/10).
Sebagai badan penyelenggara, BPJS Kesehatan berperan besar dalam menciptakan ekosistem JKN. Di dalamnya terjadi beragam sinergi yang menyatukan antara pemerintah sebagai regulator, BPJS Kesehatan sebagai penyelanggara, fasilitas kesehatan, peserta hingga pengelolaan dana.
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda perlu memahami pentingnya keberlangsungan dan makna yang diusung dalam Program JKN.
"Mahasiswa perlu mengetahui bagaimana ekosistem JKN yang kompleks ini berjalan, mulai dari manfaat penjaminan layanan kesehatan, pembayaran klaim, regulasinya hingga prinsip pengelolaan JKN. Harapan kami mahasiswa menjadi paham bahwa JKN ini tidak hanya melulu soal kesehatan, namun peranannya juga besar untuk menunjang pertumbuhan dan melindungi ekonomi masyarakat," tegas Nandar.
Menurut Nandar, momen ini juga menjadi ajang untuk menjaring masukan, kritik dan saran yang segar dari para mahasiswa.
Banyak pertanyaan yang disampaikan mulai dari pemberianlayanan di fasilitas kesehatan, penjaminan layanan dan isu-isu terkini tentang JKN.
"Tadi kami mendapatkan banyak input dan insight yang membangun dari mahasiswa yang tentunya masih sangat kritis dengan keingintahuan yang kuat. Ternyata para mahasiswa ini juga mengikuti secara update isu-isu yang sedang santer tentang JKN. Masukan ini sangat membangun agar kami terus dapat memberikan layanan terbaik bagi peserta," terang Nandar.
Informasi terkait Program JKN juga bermanfaat bagi mahasiswa secara pribadi terutama mereka yang jauh dari keluarga.
Bagaimana nanti mahasiswa yang berada jauh dari domisili asal tetap bisa merasakan jaminan perlindungan kesehatan ketika sakit di perantauan.
"Sempat pula tadi ada interaksi tanya jawab yang positif tentang Aplikasi Mobile JKN, cara merubah data terutama data Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Mahasiswa diharapkan merubah data FKTP nya menjadi klinik, puskesmas atau dokter praktik perorangan yang lokasinya tidak jauh dari kampus atau indekos. Sehingga saat sakit di Yogyakarta tidak menemui kendala," kata Nandar.
Sementara itu, Sekretaris Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY, Dyah Titis Kusuma Wardani, mengatakan materi untuk perkuliahan yang disampaikan sangat komprehensif.
Para mahasiswa diajak untuk berdiskusi langsung tentang isu-isu aktual, seperti tantangan pembiayaan kesehatan dan strategi peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
"Kuliah Praktisi ini dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa mengenai peran ekonomi dalam sektor kesehatan. Kesadaran bahwa layanan kesehatan memang mahal dan merupakan biaya yang bisa membengkak "out of pocket". Kemudian bagaimana BPJS Kesehatan berperan dalam mewujudkan Universal Health Coverage.
"Saya optimis BPJS Kesehatan mampu memberikan layanan kesehatan yang prima untuk seluruh masyarakat," kata Dyah.
Dyah mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan untuk terjun langsung memberikan informasi pada mahasiswa.
Dyah mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep dan aplikasi ekonomi dalam sektor kesehatan.