Kulon Progo (ANTARA) - Ketua sementara DPRD Kabupaten Kulon Progo Aris Syarifuddin mengatakan peringatan HUT Ke-73 Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai momen refleksi bagi semua pihak, termasuk masyarakat dalam mewujudkan Semarak Kota Geblek
"Kita semua perlu kembali menengok ke belakang untuk memperbaiki sikap hingga kebijakan ke depan," kata Aris Syarifuddin usai Rapat Paripurna HUT Ke-73 Kulon Progo di Kulon Progo, Selasa.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Terutama dalam mengatasi sejumlah permasalahan yang hingga kini masih berlangsung, seperti kemiskinan hingga stunting.
Untuk itu, semua pihak harus lebih jeli lagi melihat program pembangunan dari pemerintah. Terutama memastikan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kulon Progo.
"Berbagai kekurangan tersebut perlu diperbaiki secara bersama agar Kulon Progo menjadi lebih maju," katanya.
Aris mengatakan Rapat Paripurna HUT Ke-73 Kulon Progo juga sangat istimewa karena pelaksanaannya memakai Bahasa Jawa. Aris mengatakan ada alasan khusus mengapa pihaknya memilih konsep tersebut.
Konsep dan nuansa Jawa sebagai bentuk penghormatan untuk para pemimpin Kulon Progo di masa lalu. Apalagi kabupaten ini juga terbilang memiliki sejarah yang panjang.
"Nuansa Jawa ini juga sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya adiluhung," kata Aris.
Sementara itu, Penjabat (Pj.) Bupati Kulon Progo Sri Nurkyatsiwi berharap seluruh target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kulon Progo dapat tercapai sepenuhnya.
"Ada target yang telah tertuang dalam dokumen RPJMD, harapannya apa yang sudah kita rencanakan ini kan mestinya terwujud," kata Siwi.
Dia mengatakan beberapa target masih harus dicapai di antaranya penurunan angka kemiskinan, angka stunting, aspek ekonomi, pariwisata dan beberapa aspek lainnya yang perlu untuk diselesaikan bersama.
"Artinya, apa potensi yang ada di Kulon Progo ini bisa kita sengkuyung bersama-sama kita olah bersama, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya tentunya dengan berbagai aspek itu," kata Siwi
Dia mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan ini sebagai refleksi, atas apa yang telah dicapai Kulon Progo dan bagaimana ke depan untuk meningkatkan dan memajukan Kulon Progo dengan potensi-potensi yang ada.
"Kita mengemas Kota Geblek ini, ga ada yang bilang geblek itu dari daerah lain kecuali Kulon Progo. Artinya, ini mengawali branding di Kulon Progo, geblek tidak hanya sebuah kuliner saja, Kota Geblek itu bagaimana spiritnya, bagaimana sebetulnya potensi-potensi di dalam filosofi geblek," kata Siwi.*
"Kita semua perlu kembali menengok ke belakang untuk memperbaiki sikap hingga kebijakan ke depan," kata Aris Syarifuddin usai Rapat Paripurna HUT Ke-73 Kulon Progo di Kulon Progo, Selasa.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Terutama dalam mengatasi sejumlah permasalahan yang hingga kini masih berlangsung, seperti kemiskinan hingga stunting.
Untuk itu, semua pihak harus lebih jeli lagi melihat program pembangunan dari pemerintah. Terutama memastikan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kulon Progo.
"Berbagai kekurangan tersebut perlu diperbaiki secara bersama agar Kulon Progo menjadi lebih maju," katanya.
Aris mengatakan Rapat Paripurna HUT Ke-73 Kulon Progo juga sangat istimewa karena pelaksanaannya memakai Bahasa Jawa. Aris mengatakan ada alasan khusus mengapa pihaknya memilih konsep tersebut.
Konsep dan nuansa Jawa sebagai bentuk penghormatan untuk para pemimpin Kulon Progo di masa lalu. Apalagi kabupaten ini juga terbilang memiliki sejarah yang panjang.
"Nuansa Jawa ini juga sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya adiluhung," kata Aris.
Sementara itu, Penjabat (Pj.) Bupati Kulon Progo Sri Nurkyatsiwi berharap seluruh target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kulon Progo dapat tercapai sepenuhnya.
"Ada target yang telah tertuang dalam dokumen RPJMD, harapannya apa yang sudah kita rencanakan ini kan mestinya terwujud," kata Siwi.
Dia mengatakan beberapa target masih harus dicapai di antaranya penurunan angka kemiskinan, angka stunting, aspek ekonomi, pariwisata dan beberapa aspek lainnya yang perlu untuk diselesaikan bersama.
"Artinya, apa potensi yang ada di Kulon Progo ini bisa kita sengkuyung bersama-sama kita olah bersama, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya tentunya dengan berbagai aspek itu," kata Siwi
Dia mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan ini sebagai refleksi, atas apa yang telah dicapai Kulon Progo dan bagaimana ke depan untuk meningkatkan dan memajukan Kulon Progo dengan potensi-potensi yang ada.
"Kita mengemas Kota Geblek ini, ga ada yang bilang geblek itu dari daerah lain kecuali Kulon Progo. Artinya, ini mengawali branding di Kulon Progo, geblek tidak hanya sebuah kuliner saja, Kota Geblek itu bagaimana spiritnya, bagaimana sebetulnya potensi-potensi di dalam filosofi geblek," kata Siwi.*