Yogyakarta (ANTARA) - PT KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta memetakan tiga titik daerah pantauan khusus rawan bencana hidrometeorologi di sepanjang jalur rel kereta api saat musim hujan.
"Kami telah memetakan daerah-daerah pantauan khusus seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hal tersebut guna memudahkan dalam menentukan langkah mitigasi risiko karena titik-titik tersebut terpantau dengan baik," kata Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro di Yogyakarta, Selasa.
Tiga daerah pantauan khusus di wilayah Daop 6 Yogyakarta, kata Krisbiyantoro, yaitu KM 75+1/9 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus amblesan atau tanah labil.
Berikutnya, KM 93+5/8 antara Stasiun Salem-Kalioso yang merupakan daerah pantauan khusus banjir, dan KM 77+9/78+5 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus longsor.
Gangguan bencana hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrem, banjir, tanah longsor, genangan, pohon tumbang, dan lainnya, menurut Krisbiyantoro, menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga keselamatan perjalanan KA.
Karena itu, pihaknya meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan prasarana secara optimal dalam rangka menghadapi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi.
Menurut dia, langkah proaktif keselamatan terus dijalankan oleh jajaran Daop 6 bahkan tidak hanya pekerja, namun manajemen juga turun langsung memastikan perjalanan KA tetap lancar.
"Hingga saat ini kami secara berkala melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana perjalanan KA melalui berbagai metode, seperti cek lintas antarstasiun dengan jalan kaki dan menggunakan kereta pemeriksaan khusus, selain pemeriksaan rutin harian oleh unit terkait," kata Krisbiyantoro.
Ia melanjutkan bahwa pengecekan secara rutin dilakukan pada drainase-drainase di sepanjang jalur KA.
Ini telah menjadi perawatan rutin Daop 6 dan ketika terdapat intensitas hujan yang tinggi hal tersebut dilakukan lebih intensif.
Kemudian Daop 6 juga melakukan penguatan talud atau dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor dan tanah amblas akibat arus air yang deras.
Daop 6 juga mengantisipasi adanya pohon tumbang dengan metode penopingan pohon-pohon besar yang berpotensi roboh ke arah jalur KA bekerja sama dengan warga setempat.
Krisbiyantoro menjelaskan mitigasi risiko lainnya yang dilakukan Daop 6 adalah menambah penangkal petir di tiang LAA, tower telekomunikasi dan persinyalan.
Guna memperkuat langkah antisipasi, Daop 6 juga berkolaborasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan cuaca.
"Aspek keselamatan perjalanan kereta selalu menjadi fokus prioritas Daop 6 Yogyakarta terutama di musim hujan. Hal ini sesuai dengan tagline KAI dalam HUT ke-79 yaitu Safety and Sustainability," ujar Krisbiyantoro.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KAI Daop 6 Yogyakarta petakan tiga titik jalur KA rawan bencana
"Kami telah memetakan daerah-daerah pantauan khusus seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hal tersebut guna memudahkan dalam menentukan langkah mitigasi risiko karena titik-titik tersebut terpantau dengan baik," kata Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro di Yogyakarta, Selasa.
Tiga daerah pantauan khusus di wilayah Daop 6 Yogyakarta, kata Krisbiyantoro, yaitu KM 75+1/9 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus amblesan atau tanah labil.
Berikutnya, KM 93+5/8 antara Stasiun Salem-Kalioso yang merupakan daerah pantauan khusus banjir, dan KM 77+9/78+5 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus longsor.
Gangguan bencana hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrem, banjir, tanah longsor, genangan, pohon tumbang, dan lainnya, menurut Krisbiyantoro, menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga keselamatan perjalanan KA.
Karena itu, pihaknya meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan prasarana secara optimal dalam rangka menghadapi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi.
Menurut dia, langkah proaktif keselamatan terus dijalankan oleh jajaran Daop 6 bahkan tidak hanya pekerja, namun manajemen juga turun langsung memastikan perjalanan KA tetap lancar.
"Hingga saat ini kami secara berkala melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana perjalanan KA melalui berbagai metode, seperti cek lintas antarstasiun dengan jalan kaki dan menggunakan kereta pemeriksaan khusus, selain pemeriksaan rutin harian oleh unit terkait," kata Krisbiyantoro.
Ia melanjutkan bahwa pengecekan secara rutin dilakukan pada drainase-drainase di sepanjang jalur KA.
Ini telah menjadi perawatan rutin Daop 6 dan ketika terdapat intensitas hujan yang tinggi hal tersebut dilakukan lebih intensif.
Kemudian Daop 6 juga melakukan penguatan talud atau dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor dan tanah amblas akibat arus air yang deras.
Daop 6 juga mengantisipasi adanya pohon tumbang dengan metode penopingan pohon-pohon besar yang berpotensi roboh ke arah jalur KA bekerja sama dengan warga setempat.
Krisbiyantoro menjelaskan mitigasi risiko lainnya yang dilakukan Daop 6 adalah menambah penangkal petir di tiang LAA, tower telekomunikasi dan persinyalan.
Guna memperkuat langkah antisipasi, Daop 6 juga berkolaborasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan cuaca.
"Aspek keselamatan perjalanan kereta selalu menjadi fokus prioritas Daop 6 Yogyakarta terutama di musim hujan. Hal ini sesuai dengan tagline KAI dalam HUT ke-79 yaitu Safety and Sustainability," ujar Krisbiyantoro.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KAI Daop 6 Yogyakarta petakan tiga titik jalur KA rawan bencana