Gunungkidul (ANTARA) - Badan Promosi Pariwisata Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mempromosikan Desa Wota-wati di Kabupaten Gunungkidul sebagai kawasan terpadu Bengawan Solo Purba yang diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Sebagai Badan Promosi Wisata kami ingin membantu mempromosikan Desa Wota-wati ini, karena ini sejalan dengan visi misi Ngarso Dalem yang berfokus pada penghijauan kembali, bukan rebranding namun kita turut meningkatkan kualitas branding dari wisata di Desa Wota-wati ini," kata Ketua Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara usai penyerahan CSR Penanaman Pohon di Gunungkidul, Sabtu.
Ia mengatakan, DIY sudah mulai mendorong bagaimana wisata berkualitas untuk bisa digerakkan secara serempak di Yogyakarta.
"Bukan berarti kita mau nyetop mass tourism namun bagaimana satu orang yang datang ke desa itu dapat memberikan dampak yang banyak tanpa melukai alam, dan ini yang sedang kita tonjolkan makan lahirlah gerakan di setiap November kita menggelar Jogja Culture Wellness Festival di mana wisatawan itu yang datang sedikit tetapi dapat memberikan dampak yang cukup besar dan mereka itu lebih banyak ramah lingkungan," kata GKR Bendara.
Sebagai informasi, penanaman pohon trembesi dilakukan secara simbolis di Kawasan Sungai. Bengawan Solo Purba yang juga diikuti Ibrahim selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo sebagai Ketua Bebadan Pangreksa Loka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga seniman terkenal Soimah.
Lurah Kalurahan Pucung Estu Driyono mengatakan, progres pengembangan kawasan terpadu Bengawan Solo Purba Padukuhan Wota-wati, di mana sebelumnya Padukuhan Wota-wati ini menjadi kawasan terpencil.
"Secara akses juga lumayan sulit juga termasuk kami yang dari Kalurahan Pucung saja harus melewati dua Kalurahan terlebih dahulu yakni Kalurahan Jerukwudel dan Kalurahan Tileng baru kita bisa masuk kembali di wilayah Kalurahan Pucung, Padukuhan Wota-wati ini," kata Estu.
Lurah Pucung tersebut menjelaskan, melihat kawasan Padukuhan Wota-wati dapat memiliki potensi Pariwisata, dimana mayoritas masyarakat Padukuhan Wota-wati bekerja sebagai petani dan nelayan,
"Selama ini hasil pertanian dan nelayan selalu keluar dari Wota-wati dengan hasil mentah dengan harga yang murah, maka dari itu bagaimana jika bahan ini kita olah menjadi berbagai produk, dan menjadikan Padukuhan Wota-wati sebuah kawasan wisata kemudian produk kita, kita jual ke wisatawan," katanya.
Estu Driyono juga mengaku, setelah mendapat Kunjungan Paniradya Kaistimewaan ke Padukuhan Wota-wati, akhirnya mendapatkan dukungan penuh dengan penataan kawasan terpadu di Padukuhan Wota-wati,
"Tahun ini di tahun kedua, dan kemarin di tahun pertama kemarin kita masih berfokusi Feasibility study, rencana induk dan di tahun kedua ini kami sudah merambah ke fisik dengan anggaran yang cukup fantastis dari Paniradya mencapai Rp5 miliiar untuk pembangunan pagar, fasad, dan joglo," katanya.
Ia menjelaskan, konsep dari Kawasan Wisata Padukuhan Wota-wati ini sendiri mengarah ke green tourism, wisata hijau berkelanjutan, tidak berfokus pada banyaknya wisatawan namun bagaimana kualitas wisatawan yang datang.
"Harapannya nanti wisatawan dapat merasakan mendapatkan pengalaman yang luar biasa selain menikmati suasana perkampungan yang sejuk tetapi juga dapat belajar pertanian dan peternakan yang terintegrasi," katanya.
Pelaksana tugas Bupati Gunungkidul Heri Susanto kagum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Paniradya Kaistimewaan yang telah mengucurkan dana untuk membangun Gunungkidul khusunya di Padukuhan Wota-wati,
"Dengan harapan mudah-mudahan kedepan dapat berkolaborasi, bersinergi seperti rencana induk yang sudah disampaikan Lurah Wota-wati dalam rangka kawasan wisata terpadu dengan kolaborasi di sektor pertanian dan perikanan dapat memberikan efek yang baik untuk masyarakat," katanya.
Heri Susanto berharap ke depan dapat bersinergi bersama dengan Dinas Pariwisata untuk Pemetaan jalur pariwisata sebagai lokus yang nantinya dapat diintervensi sehingga mengungkit tempat wisata di Gunungkidul.
"Apabila kawasan wisata ini dapat dikelola dengan baik, kedepannya dapat memberikan dampak ekonomi yang baik untuk masyarakat sekitar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPPD DIY promosikan Wota-wati Gunungkidul sebagai Bengawan Solo Purba
"Sebagai Badan Promosi Wisata kami ingin membantu mempromosikan Desa Wota-wati ini, karena ini sejalan dengan visi misi Ngarso Dalem yang berfokus pada penghijauan kembali, bukan rebranding namun kita turut meningkatkan kualitas branding dari wisata di Desa Wota-wati ini," kata Ketua Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara usai penyerahan CSR Penanaman Pohon di Gunungkidul, Sabtu.
Ia mengatakan, DIY sudah mulai mendorong bagaimana wisata berkualitas untuk bisa digerakkan secara serempak di Yogyakarta.
"Bukan berarti kita mau nyetop mass tourism namun bagaimana satu orang yang datang ke desa itu dapat memberikan dampak yang banyak tanpa melukai alam, dan ini yang sedang kita tonjolkan makan lahirlah gerakan di setiap November kita menggelar Jogja Culture Wellness Festival di mana wisatawan itu yang datang sedikit tetapi dapat memberikan dampak yang cukup besar dan mereka itu lebih banyak ramah lingkungan," kata GKR Bendara.
Sebagai informasi, penanaman pohon trembesi dilakukan secara simbolis di Kawasan Sungai. Bengawan Solo Purba yang juga diikuti Ibrahim selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo sebagai Ketua Bebadan Pangreksa Loka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga seniman terkenal Soimah.
Lurah Kalurahan Pucung Estu Driyono mengatakan, progres pengembangan kawasan terpadu Bengawan Solo Purba Padukuhan Wota-wati, di mana sebelumnya Padukuhan Wota-wati ini menjadi kawasan terpencil.
"Secara akses juga lumayan sulit juga termasuk kami yang dari Kalurahan Pucung saja harus melewati dua Kalurahan terlebih dahulu yakni Kalurahan Jerukwudel dan Kalurahan Tileng baru kita bisa masuk kembali di wilayah Kalurahan Pucung, Padukuhan Wota-wati ini," kata Estu.
Lurah Pucung tersebut menjelaskan, melihat kawasan Padukuhan Wota-wati dapat memiliki potensi Pariwisata, dimana mayoritas masyarakat Padukuhan Wota-wati bekerja sebagai petani dan nelayan,
"Selama ini hasil pertanian dan nelayan selalu keluar dari Wota-wati dengan hasil mentah dengan harga yang murah, maka dari itu bagaimana jika bahan ini kita olah menjadi berbagai produk, dan menjadikan Padukuhan Wota-wati sebuah kawasan wisata kemudian produk kita, kita jual ke wisatawan," katanya.
Estu Driyono juga mengaku, setelah mendapat Kunjungan Paniradya Kaistimewaan ke Padukuhan Wota-wati, akhirnya mendapatkan dukungan penuh dengan penataan kawasan terpadu di Padukuhan Wota-wati,
"Tahun ini di tahun kedua, dan kemarin di tahun pertama kemarin kita masih berfokusi Feasibility study, rencana induk dan di tahun kedua ini kami sudah merambah ke fisik dengan anggaran yang cukup fantastis dari Paniradya mencapai Rp5 miliiar untuk pembangunan pagar, fasad, dan joglo," katanya.
Ia menjelaskan, konsep dari Kawasan Wisata Padukuhan Wota-wati ini sendiri mengarah ke green tourism, wisata hijau berkelanjutan, tidak berfokus pada banyaknya wisatawan namun bagaimana kualitas wisatawan yang datang.
"Harapannya nanti wisatawan dapat merasakan mendapatkan pengalaman yang luar biasa selain menikmati suasana perkampungan yang sejuk tetapi juga dapat belajar pertanian dan peternakan yang terintegrasi," katanya.
Pelaksana tugas Bupati Gunungkidul Heri Susanto kagum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Paniradya Kaistimewaan yang telah mengucurkan dana untuk membangun Gunungkidul khusunya di Padukuhan Wota-wati,
"Dengan harapan mudah-mudahan kedepan dapat berkolaborasi, bersinergi seperti rencana induk yang sudah disampaikan Lurah Wota-wati dalam rangka kawasan wisata terpadu dengan kolaborasi di sektor pertanian dan perikanan dapat memberikan efek yang baik untuk masyarakat," katanya.
Heri Susanto berharap ke depan dapat bersinergi bersama dengan Dinas Pariwisata untuk Pemetaan jalur pariwisata sebagai lokus yang nantinya dapat diintervensi sehingga mengungkit tempat wisata di Gunungkidul.
"Apabila kawasan wisata ini dapat dikelola dengan baik, kedepannya dapat memberikan dampak ekonomi yang baik untuk masyarakat sekitar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPPD DIY promosikan Wota-wati Gunungkidul sebagai Bengawan Solo Purba