Yogyakarta (ANTARA) - Abses payudara merupakan sebuah penyakit yang dapat terjadi, umumnya pada wanita. Abses payudara adalah benjolan berisi nanah yang tumbuh di payudara akibat infeksi. 

Penyakit ini sering dialami oleh ibu menyusui, tetapi juga bisa terjadi pada wanita yang tidak menyusui dan sebagian kecil pria. Penyakit ini sangat berbahaya sehingga membutuhkan penanganan dan pengobatan yang tepat untuk mengurangi dampaknya di kemudian hari. 

Gejala paling umumnya adalah terasa nyeri, kehangatan, keluar cairan dari puting, kulit memerah, demam, sakit kepala, mual, muntah, dan kelelahan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Sukoharjo adalah cabang organisasi profesi yang mewakili para dokter di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah. IDI Kota Sukoharjo berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mendukung pengembangan profesionalisme dokter di daerah tersebut. 

Organisasi ini berfokus pada peningkatan kompetensi dokter agar dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. IDI Kota Sukoharjo berperan aktif dalam bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melaksanakan program-program kesehatan masyarakat. 

Saat ini IDI Kota Sukoharjo berkolaborasi dengan IDI Kota Tegal untuk meneliti lebib lanjut terkait penyakit abses payudara yang berbahaya bagi kesehatan serta pengobatan yang tepat untuk penderitanya.

Apa penyebab utama terjadinya penyakit abses payudara?

Foto ilustrasi (ANTARA/HO-Ivan-balvan dari iStockphoto)

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Sukoharjo dengan alamat website idikotasukoharjo.org  menjelaskan bahwa abses payudara adalah kondisi medis yang ditandai oleh pembentukan kantung berisi nanah di dalam jaringan payudara, biasanya akibat infeksi bakteri. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya abses payudara meliputi:

1. Terinfeksi bakteri
Infeksi bakteri adalah salah satu faktor utama penyebab abses payudara. Jenis bakteri ini yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Bakteri ini dapat masuk ke dalam jaringan payudara melalui luka pada puting susu atau saluran susu yang tersumbat.

2. Mastitis atau peradangan payudara
Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang sering terjadi pada ibu menyusui, dapat berkembang menjadi abses jika tidak diobati dengan tepat. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri dari mulut bayi yang masuk ke dalam kelenjar susu.

3. Penyumbatan pada saluran susu
Penyumbatan pada saluran susu juga dapat menyebabkan penumpukan susu yang mengarah pada infeksi dan pembentukan abses. Hal ini sering terjadi jika proses menyusui tidak dilakukan dengan benar atau jika ada pengosongan payudara yang tidak tuntas.

4. Kondisi kebersihan yang buruk
Kurangnya kebersihan pada area payudara, terutama selama masa menyusui, dapat meningkatkan risiko infeksi. Wanita dengan kebiasaan merokok atau kelebihan berat badan juga lebih rentan terhadap kondisi ini.

5. Luka atau iritasi pada puting
Luka atau iritasi pada puting susu, baik akibat menyusui yang tidak tepat maupun faktor lainnya, dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri untuk menyebabkan infeksi. Selain itu, kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes melitus, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya abses payudara.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengurangi penyakit abses payudara?

Penyakit seperti abses payudara yang diobati dan ditangani dengan baik. Ada beberapa obat yang bisa meredakan gejalanya meskipun hal ini juga membutuhkan konsultasi dokter. Obat yang direkomendasikan untuk mengatasi abses payudara bertujuan untuk mengurangi infeksi dan meredakan gejala. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Antibiotik
Obat Antibiotik diperlukan untuk mengatasi infeksi yang menyebabkan abses. Jenis antibiotik yang sering diresepkan seperti Cephalexin. Cephalexin dikonsumsi selama 10-14 hari dengan dosis 500 mg, tiap 6 jam sekali. Abses payudara juga dapat terjadi pada wanita yang sedang tidak menyusui.

2. Obat Pereda Nyeri
Paracetamol dan Ibuprofen dapat menjadi pilihan untuk mengurangi nyeri pada payudara. Ibuprofen bisa digunakan untuk meredakan nyeri abses payudara karena merupakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang aman untuk ibu menyusui dan tidak ditularkan melalui ASI.

Selama pengobatan, penting bagi pasien untuk tetap melakukan perawatan diri, seperti menjaga kebersihan area yang terinfeksi dan mengikuti anjuran dokter mengenai pengosongan payudara untuk mencegah infeksi lanjutan. Jika gejala tidak membaik atau semakin parah, segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tegal beralamat idikotategal.org  serta konsultasi kesehatan secara gratis.


Pewarta : SP
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024