Jakarta (ANTARA) - Di tengah guncangan ekonomi global dan tekanan dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat, Presiden Prabowo Subianto menyiapkan tiga langkah strategis untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengungkapkan, strategi ini menjadi andalan pemerintah dalam menghadapi dinamika global yang penuh ketidakpastian. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO Noudhy Valdryno, menjelaskan tiga langkah itu kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/4).

“Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Noudhy.

Menurutnya kombinasi antara kebijakan ekonomi dan strategi geopolitik yang matang akan menjadi tameng kuat bagi Indonesia menghadapi tekanan global, termasuk disrupsi rantai pasok dan ancaman tarif ekspor.

Langkah pertama: perluas mitra dagang, gabung BRICS

Tidak lama setelah dilantik, Presiden Prabowo langsung tancap gas dengan mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS—kelompok ekonomi berpengaruh yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang mewakili 40 persen perdagangan global.

“Langkah itu semakin memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional,” kata Noudhy.

Selain BRICS, Indonesia juga terus memperkuat kerja sama melalui RCEP dan tengah mengupayakan keanggotaan tetap dalam OECD. Sejumlah perjanjian perdagangan lain seperti CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA juga terus dinegosiasikan.

Baca juga: Pengemudi Ojol rayakan Lebaran bersama Presiden di Istana
Langkah kedua: tancap gas hilirisasi lewat Danantara

Indonesia selama ini dikenal sebagai eksportir bahan mentah. Presiden Prabowo ingin mengubah paradigma tersebut dengan mempercepat hilirisasi sumber daya alam, agar nilai tambah tetap berada di dalam negeri.

“Sumber daya alam Indonesia yang melimpah selama ini sering kali diekspor dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan nilai tambah, Presiden Prabowo memprioritaskan kebijakan hilirisasi industri,” jelas Noudhy.

Untuk mendukung itu, pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang akan mendanai proyek hilirisasi di sektor mineral, batu bara, minyak, gas, kehutanan, dan lainnya.

“Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” lanjutnya.

Baca juga: Gelar Griya Bersama Presiden: 5.000 bingkisan dibagikan Istana untuk warga

Langkah ketiga: genjot konsumsi domestik dan kesejahteraan rakyat

Langkah ketiga, yang disebut Noudhy sebagai gebrakan ketiga adalah memperkuat daya beli masyarakat melalui program-program sosial yang langsung menyentuh kehidupan rakyat.

“Salah satu program unggulan Presiden Prabowo adalah program makan bergizi gratis, yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga akan membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa, membuka jutaan lapangan pekerjaan baru, dan mendorong perputaran uang di daerah.

“Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga, yang mencakup 54 persen dari PDB Indonesia, program ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Noudhy.

Baca juga: SBY dan JK hadiri Open House Idul Fitri Bersama Presiden di Istana Merdeka
 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PCO paparkan tiga langkah Presiden hadapi gejolak global, termasuk tarif AS

Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025