Beijing (ANTARA) - Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Meski menyatakan tidak ingin terlibat dalam perang dagang, Pemerintah China menegaskan tak akan tinggal diam menghadapi tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

“China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut. Kami tidak akan tinggal diam ketika hak dan kepentingan sah rakyat China dirugikan atau ketika rezim perdagangan multilateral dirusak. Jika AS bertekad untuk berperang tarif dan perdagangan, respon China akan terus berlanjut sampai akhir," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (10/4).

Pernyataan itu datang hanya sehari setelah Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 125 persen untuk produk asal China. Kebijakan ini ia sampaikan melalui akun media sosial miliknya, X dan Truth Social, Rabu (9/4) waktu setempat.

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap China menjadi 125 persen, berlaku segera,” tulis Trump.

Baca juga: Penundaan tarif AS jadi momentum konsolidasi kebijakan dagang

Ironisnya, di saat bersamaan, Trump juga mengumumkan penundaan selama 90 hari terhadap kenaikan tarif bagi lebih dari 75 negara mitra dagang AS. Langkah itu ia sebut sebagai respons atas upaya diplomasi yang dilakukan negara-negara tersebut.

Namun China menilai kebijakan ini sebagai bentuk intimidasi yang mencederai keadilan global. Lin Jian menyebut Amerika telah menyalahgunakan tarif untuk mengedepankan kepentingan sepihak.

“Jika AS mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kebaikan publik masyarakat internasional dan mengorbankan kepentingan semua negara demi hegemoninya sendiri, AS pasti akan menghadapi tentangan yang lebih kuat dari masyarakat internasional,” tegasnya.

Tak tinggal diam, China langsung merespons. Mulai Kamis (10/4) pukul 12.00 waktu setempat, Beijing menetapkan tarif baru sebesar 84 persen terhadap barang-barang impor dari AS. Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara juga telah mengumumkan langkah ini sebagai bentuk pembalasan terukur.

China bahkan telah menggugat AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menuduh Washington melanggar aturan dan merusak sistem perdagangan multilateral.

“Situasi tersebut, telah meningkat secara berbahaya. Sebagai salah satu anggota yang terdampak, China menyampaikan keprihatinan mendalam dan penolakan tegas terhadap langkah sembrono ini,” tulis perwakilan China dalam pernyataan resmi kepada WTO.

Baca juga: AS siap naikkan tarif impor China, Trump: Jadi 125 persen

Lin Jian kembali menegaskan bahwa China tidak akan tunduk pada tekanan.

“AS masih menyalahgunakan tarif terhadap China, kami dengan tegas menolak dan tidak akan pernah menerima tindakan hegemonik dan intimidasi tersebut. Jika AS memutuskan untuk hanya peduli dengan kepentingan AS sendiri, China, dan seluruh dunia, dan bertekad untuk melawan perang tarif dan dagang, respon China pun akan terus berlanjut sampai akhir,” ujarnya.

China juga menyoroti dampak buruk ketegangan ini terhadap hubungan bilateral. Menurut Lin, konflik tarif telah melemahkan dasar sosial dan hubungan antarmasyarakat kedua negara.

"Hal ini telah menghambat pertukaran dan kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang, tapi China akan terus mengambil langkah-langkah kuat untuk melindungi hak dan kepentingannya sendiri yang sah," katanya.

Sementara itu, kabar kenaikan tarif ini memicu gejolak di pasar global. Indeks saham Wall Street langsung melesat: Dow Jones naik 7,69 persen, Nasdaq melonjak 12,16 persen, dan Russell 2000 naik 8,66 persen. Imbal hasil obligasi US Treasury pun mulai stabil seiring ekspektasi baru terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed.

Di sisi lain, Trump menyatakan bahwa tarif tambahan terhadap China adalah bentuk reaksi atas praktik perdagangan yang ia sebut "tidak adil".

“Suatu saat nanti, semoga dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa masa-masa menipu Amerika Serikat dan negara-negara lain sudah tidak dapat diterima dan tidak bisa dipertahankan lagi,” tulis Trump.

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: China tidak mau perang dagang tapi tak takut tarif 125 persen Trump

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025