Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengoptimalkan jejaring maupun relawan kebencanaan guna menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di daerah ini mengenai pencegahan kejadian kebakaran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto di Bantul, Minggu, mengatakan peristiwa kebakaran di Bantul pada 2025 hingga 24 Juni sebanyak 85 kejadian dengan penyebab tertinggi karena korsleting listrik yang mencapai 39 kejadian.
"Tentunya kita optimalkan jejaring dan relawan dalam memberikan imbauan kepada warga masyarakat untuk selalu menggunakan peralatan listrik yang sudah ber-SNI (standar nasional Indonesia)," kata Irawan.
Menurut dia, masyarakat agar senantiasa menghindari penggunaan stop kontak di rumah secara bertumpuk dalam satu rangkaian colokan, agar tidak terjadi korsleting yang memicu percikan api dan berakibat kebakaran.
"Lepas peralatan listrik jika sudah tidak terpakai, dan cek kembali atau matikan peralatan listrik jika akan bepergian dalam jangka waktu yang lama," katanya.
Baca juga: Kebakaran di showroom, delapan mobil berhasil diselamatkan
Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) di rumah masing-masing sebagai langkah penanganan cepat ketika terjadi kebakaran di rumah maupun barang-barang yang ada di sekitar tempat tinggal.
Selain karena korsleting listrik, kata dia, kejadian kebakaran di Bantul juga bisa diakibatkan karena aktivitas pembakaran sampah di sekitar lahan yang terdapat barang-barang yang mudah terbakar.
"Makanya jika terpaksa harus membakar sampah, agar dijauhkan dari bahan yang mudah terbakar, dan jangan tinggalkan jika masih ada bara api yang menyala. Hindari membakar sampah saat ada angin yang bertiup kencang," katanya.
Baca juga: Kebakaran rumah di Penjaringan sebabkan kerugian Rp5 miliar
Berdasarkan data, jumlah penanganan kebakaran oleh Damkarmat BPBD Bantul hingga 24 Juni sebanyak 85 kejadian, dengan rincian 79 kejadian di Bantul dalam WMK (wilayah manajemen kebakaran) dan enam kejadian di luar wilayah Bantul.
Jumlah kerugian akibat kebakaran mencapai Rp3.302.050.000 dari kejadian di Bantul dalam WMK, dan kerugian sebesar Rp9.150.000 dari kejadian di luar wilayah Kabupaten Bantul.
"Penyebab kebakaran karena membakar sampah dan barang bekas satu kejadian, kesengajaan dua kejadian, kebocoran gas 17 kejadian, kelalaian 16 kejadian, korsleting listrik 39 kejadian, dan belum diketahui penyebab 10 kejadian," katanya.
Baca juga: Cekcok dengan istri, suami mabuk bakar rumah
Baca juga: Tabung gas meledak, anak kecil ikut jadi korban