Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim mengungkapkan berdasarkan survei nasional 2025, sebanyak 70 persen korban kekerasan terhadap perempuan dan anak enggan melapor karena takut akan stigma.

Untuk itu, kata dia, langkah pencegahan harus dimulai dari keluarga, yakni dengan melakukan edukasi dini.

“Kami terus tingkatkan akses dan mengurangi stigma, karena Jakarta yang bahagia itu bukan cuma slogan, tapi juga ketika setiap warganya merasa didengar dan didukung,” kata Chico di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan sebagai upaya menekan kasus kekerasan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan beberapa langkah, salah satunya dengan menyediakan layanan Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) yang beroperasi 24 jam dan telah menangani 1.698 korban hingga Oktober 2025.

Baca juga: Pembunuh Alvaro ditemukan tewas, dokter sebut tak ada tanda kekerasan

Baca juga: KemenPPPA merekomendasikan agar femisida jadi kategori pidana khusus
 

Selain itu, ada pula kampanye 16 Hari Anti Kekerasan yang digelar di seluruh kelurahan untuk mendorong warga agar berani dan tidak ragu melapor melalui pusat telepon (call center) 112 atau aplikasi JakLingko.

Kemudian, tersedia Sistem Peringatan Dini di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk mendeteksi potensi kekerasan lebih cepat.

Pemprov DKI juga membentuk Rumah Perlindungan dan Satgas Jaga Jakarta untuk memperluas dukungan bagi korban serta memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

 


 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Takut stigma, 70 persen korban kekerasan anak & perempuan enggan lapor

Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025