Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2018 bisa mencapai 5,2 persen atau di bawah asumsi APBN 2018 sebesar 5,4 persen.
"Pertumbuhan untuk keseluruhan tahun sebesar 5,2 persen," kata Sri Mulyani dalam pemaparan realisasi APBN semester I dan proyeksi semester II 2018 pada rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani menjelaskan perkiraan angka tersebut dengan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018 sebesar 5,1 persen dan proyeksi pada semester II-2018 sebesar 5,3 persen.
Untuk pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018, Sri Mulyani menyakini kondisi tersebut masih dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi maupun kinerja perdagangan yang membaik.
"Konsumsi rumah tangga dan LNPRT tumbuh stabil karena dukungan tingkat inflasi yang relatif baik meskipun terjadi kenaikan cukup tinggi pada awal tahun, pelaksanaan bantuan sosial dan pilkada serentak," ujarnya.
Proyeksi asumsi makro lainnya yang juga disampaikan antara lain laju inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp13.973, suku bunga SPN tiga bulan lima persen, harga minyak 70 dolar AS per barel, produksi terjual (lifting) minyak 775 ribu barel per hari dan "lifting" gas 1.116 ribu barel setara minyak per hari.
Dari proyeksi akhir 2018 itu, tambah dia, asumsi makro yang mengalami peningkatan dari APBN adalah nilai tukar rupiah yang telah ditetapkan sebesar Rp13.400 per dolar AS dan harga minyak 48 dolar AS per barel.
"Proyeksi semester II-2018, kurs rata-rata berada pada Rp14.200, sehingga untuk keseluruhan tahun sebesar Rp13.973 per dolar AS," kata Sri Mulyani.
Sedangkan, kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan rata-rata pada semester II-2018 berada pada kisaran 73 dolar AS per barel dapat memberikan dampak positif kepada penerimaan negara bukan pajak dan pendapatan negara secara keseluruhan.
Penerimaan negara bukan pajak diperkirakan dapat mencapai Rp349,2 triliun atau meningkat Rp73,7 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp275,4 triliun. Saat ini, realisasi penerimaan negara bukan pajak pada semester I-2018 telah mencapai Rp176,8 triliun atau 64,2 persen dari target.
Sementara itu, "lifting" minyak yang ditetapkan sebesar 800 ribu barel per hari dan lifting gas 1.200 ribu barel setara minyak per hari dalam APBN 2018, proyeksi untuk akhir tahun justru di bawah asumsi makro tersebut.
Berita Lainnya
Kemenkeu memfasilitasi ruang fiskal program makan siang gratis
Jumat, 5 April 2024 20:15 Wib
Menkeu di MK: Bukan biayai bansos, pemblokiran anggaran
Jumat, 5 April 2024 17:21 Wib
Sri Mulyani di MK: Bantuan kemasyarakatan presiden bukan dari perlinsos
Jumat, 5 April 2024 15:27 Wib
Menkeu Sri Mulyani percayai forum di MK menjadi cara merawat nalar publik
Jumat, 5 April 2024 10:22 Wib
Realisasi anggaran pemilu 2024 tembus Rp23,1 triliun, ungkap Menkeu
Selasa, 26 Maret 2024 7:08 Wib
Dugaan korupsi pendanaan di LPEI dideteksi sejak 2019
Senin, 18 Maret 2024 12:44 Wib
Menkeu laporkan fraud debitur LPEI kepada Kejagung
Senin, 18 Maret 2024 12:26 Wib
RI kirim 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan
Kamis, 7 Maret 2024 20:55 Wib