UKM Bantul olah ikan menjadi pempek

id Ikan bahan baku empek empek

UKM Bantul olah ikan menjadi pempek

Ikan, bahan baku pembuatan empek-empek di UKM dusun Dagan Timbulharjo Bantul, DIY (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Usaha kecil menengah asal pedukuhan Dagan, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengolah daging ikan menjadi makanan pempek dan siomay guna menambah pendapatan. 
     
"Mengolah ikan menjadi empek-empek dan somay sudah saya lakukan sejak 2005, Alhamdulillah diterima pasar dan sampai sekarang banyak peminatnya," kata Pemilik UKM "Pempek Paris" dusun Dagan Woro Sukapti di Bantul, Selasa. 
       
Menurut dia, dari awalnya yang hanya menjual produk makanan olahan ikan lewat sebuah pameran yang difasilitasi pemerintah daerah (Pemda) setempat, saat ini dia sudah mempunyai dua outlet penjualan di wilayah Yogyakarta. 
     
"Waktu pertama kali buka di stan makanan JEC (Jogja Ekspo Center) hanya laku sedikit sekali, tetapi makin lama produk makanan saya makin dikenal masyarakat, mulai tahun 2008 permintaan banyak," katanya. 
   
 Sejak saat itu juga, pihaknya kemudian menjalin mitra dengan pengusaha jasa makanan atau katering di wilayah Bantul dan Yogyakarta, sehingga setiap ada hajatan UKM-nya mendapat pesanan untuk dibuatkan makanan olahan ikan itu. 
     
 Bahkan, dia mengatakan, dari yang awalnya hanya bisa menjual beberapa pack dalam beberapa hari, maka saat ini sudah memasarkan rata-rata sekitar 15 sampai 20 pack per hari, satu pack empek-empek berisi dua buah, sedangkan somai berisi tujuh biji.
     
"Kalau yang diminati mayoritas empek-empek, dan masyarakat Bantul lebih mengenal empek-empek 'lenjer' sama 'kapal selam'.  Saat ini dalam sehari omzet penjualan berkisar antara Rp1 juta sampai Rp2 juta, itu di luar pesanan," katanya. 
     
Woro mengatakan, ide awal membuat makanan olahan ikan itu berawal dari kegemarannya makan ikan sejak kecil, apalagi saat itu untuk mencari empek-empek dan somay harus ke daerah Kota Yogyakarta dengan harga yang tidak murah. 
     
"Dari situ saya membuat dan memasarkan, saat ini pasarnya baru sekitar wilayah Bantul dan Yogyakarta, namun Alhamdulillah saya sudah bisa mempekerjakan beberapa orang warga sekitar," kata ibu empat orang anak yang berusia 45 tahun ini.