Perajin perak Kotagede memanfaatkan "plating" mendongkrak penjualan

id Plating perak,Perak,Kotagede

Perajin perak Kotagede memanfaatkan "plating" mendongkrak penjualan

Pengrajin perak Kotagede (Foto: jogja.antaranews.com) (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) menyebut teknik "plating" perak atau pelapisan perak ke tembaga atau kuningan saat ini banyak dimanfaatkan para perajin perak di Kotagede, Yogyakarta, untuk mendongkrak penjualan.

Ketua KP3Y Muji Raharjo di Kotagede, Yogyakarta, Senin, mengatakan teknik "plating", produk kerajinan berupa aneka perhiasan dan aksesori yang dihasilkan lebih cepat laku terjual.

"Sekarang kalau kita buat perak satu atau dua kilogram dipasang di etalase, berapa juta uang berhenti, tapi kalau plating mungkin cepat laku," kata Muji Raharjo.

Menurut Muji, plating kerajinan kuningan atau tembaga yang dilapisi perak banyak diminati para pengunjung karena harganya yang terpaut jauh lebih murah dibandingkan perak murni. Pengerjaanya, menurut Muji, juga sama halusnya seperti perak murni.

"Kalau perak mahal dipilihlah disitu plating kerajinan kuningan atau tembaga yang dilapisi perak," kata dia.

Baca juga: Perajin perak Kotagede berharap uluran tangan pemerintah

Ia mengakui produksi perak di Kotagede terus mengalami penurunan seiring merosotnya daya beli masyarakat untuk membeli perak murni.

Oleh sebab itu, plating perak menjadi alternatif produksi lain yang bisa dikembangkan di daerah sentra kerajinan perak Yogyakarta itu. Disamping biaya produksinya tidak mahal, plating bisa mengangkat daya beli masyarakat dengan harganya yang lebih terjangkau.

"Permasalahan yang dialami bukan hanya mempertahankan identitas Kotagede sebagai sentra pengrajin perak, namun bagaimana kelangsungan hidup masyarakat juga ikut terjamin daripadanya," kata dia.

Senada dengan Muji, pemilik produksi kerajinan perak AR Silver yang berada di kompleks Makam Raja Mataram, Niken(45) mengakui dibanding dahulu, daya beli masyarakat terhadap kerajinan perak saat ini memang menurun drastis.

"Dulu hampir secara keseluruhan, pada masuk ke makam raja, pulangnya beli perak, sekarang rata-rata orang sekarang hanya sekadar 'traveling', daya belinya sangat menurun," kata Niken di tokonya, Jagalan, Kotagede.

Niken berharap pemerintah dengan sungguh-sungguh mempertahankan ciri khas Kotagede sebagai sentra pengrajin perak di Yogyakarta.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024