New York (ANTARA) - Indeks dolar AS jatuh mencapai level terendah hampir satu bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga zona euro kemungkinan akan berada di wilayah positif pada akhir kuartal ketiga, memberikan euro sebuah dorongan.
Komentar Lagarde menyiratkan peningkatan setidaknya 50 basis poin pada suku bunga simpanan ECB dan memicu spekulasi kenaikan yang lebih besar musim panas ini untuk melawan lonjakan inflasi terkait kenaikan harga energi, yang disebabkan perang di Ukraina dan stimulus sektor publik besar-besaran setelah dimulainya pandemi virus corona.
Euro naik 0,42 persen pada 1,07355 dolar. Selama tujuh sesi perdagangan terakhir, mata uang tunggal telah rebound 3,7 persen setelah jatuh ke level terendah sejak Januari 2017, di 1,0349 dolar, awal bulan ini.
"Mereka sedikit terlambat dalam pesta, dibandingkan dengan The Fed," kata John Doyle, wakil presiden urusan dan perdagangan di Monex USA, tentang ECB.
"Tetapi jika Anda akan melihat mereka mencoba mengejar sedikit siklus pengetatan kami di sini, maka perbedaan yang dinikmati dolar antara Fed dan ECB telah sedikit mengencang dan itulah sebabnya Anda telah melihat euro medapat bantuan dari posisi terendah multi-tahun itu," katanya.
Di Amerika Serikat, sebagian besar pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve kemungkinan besar sudah diperkirakan, kata Marshall Gittler, kepala penelitian investasi di BDSwiss.
"Perbedaan ekspektasi ini dapat mendorong euro/dolar lebih tinggi lagi selama beberapa sesi berikutnya karena pasar baru saja mulai menilai ulang perbedaan ini," katanya.
Risalah dari pertemuan kebijakan Fed 3-4 Mei akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dolar turun 0,372 persen pada 101,76, level terendah sejak 26 April.
Greenback melemah lebih lanjut setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat pada Mei karena harga yang lebih tinggi mendinginkan permintaan untuk jasa-jasa, sementara kendala pasokan baru karena penguncian COVID-19 di China dan perang di Ukraina menghambat produksi di pabrik.
S&P Global mengatakan kilasan Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa-jasa, menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dalam empat bulan.
Sterling jatuh terhadap dolar AS setelah data PMI menunjukkan bahwa momentum di sektor swasta Inggris melambat lebih dari yang diharapkan bulan ini, menambah kekhawatiran resesi karena tekanan inflasi meningkat lebih tinggi. Pound Inggris turun 0,48 persen pada 1,2525 dolar.
Dolar Aussie yang sensitif terhadap risiko turun 0,2 persen menjadi 0,70965 dolar AS. Dolar Selandia Baru melemah 0,39 persen pada 0,64425 dolar AS, sehari sebelum bank sentral negara itu secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya hingga setengah poin persentase.
Berita Lainnya
Cadangan devisa Indonesia 136,2 miliar dolar AS
Rabu, 8 Mei 2024 12:15 Wib
Kemenparekraf menyiapkan 16,5 juta dolar AS untuk modal UMKM di FSI 2024
Kamis, 2 Mei 2024 19:18 Wib
AS pasok senjata Israel seharga satu miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 21:26 Wib
Indonesia menawarkan proyek air 9,6 miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 20:53 Wib
Eks ajudan SYL mengaku memberikan tas isi dolar ke ajudan Firli
Rabu, 17 April 2024 16:00 Wib
Di pasaran, harga emas turun
Sabtu, 23 Maret 2024 5:47 Wib
Modal asing masuk RI tembus 1,4 miliar dolar AS
Rabu, 20 Maret 2024 16:55 Wib
Merosot, harga emas
Jumat, 15 Maret 2024 5:31 Wib