Sleman (ANTARA Jogja) - Pasar Tani yang digelar Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Yogyakarta setiap Jumat pagi di Lapangan Denggung banyak diminati masyarakat dan omzet setiap kali penyelenggaraan mencapai jutaaan rupiah.
"Pasar Tani ini sudah yang ketiga kalinya diselenggarakan, dan selama ini pengunjung selalu meningkat. Bahkan untuk penyelenggaraan hari ini omzet cukup besar, yakni mencapai Rp8 juta," kata staf Unit Pelaksana Teknis Sub Terminal Agrobisnis (UPT STA) Feri Santoni, Jumat.
Menurut dia, kegiatan Pasar Tani ini selalu menjadi daya tarik setiap pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Sleman setelah mereka mengikuti senam pagi setiap Jumat.
"Omzett pada penyelenggaraan pertama berkisar Rp5 juta, kemudian yang ketiga kalinya mencapai Rp7 juta. Sedangkan hari ini omset lebih dari Rp8 juta, ini menunjukkan jika Pasar Tani sudah banyak diminati pegawai di pemkab Sleman dan masyarakat sekitar," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih mengajak delapan asosiasi baik olahan maupun kelompok tani, namun belum semua asosiasi olahan makanan lokal dan kelompok tani yang diajak.
"Baru sekitar 20 persen asosiasi dan kelompok tani yang kami libatkan, kami ingin mengundang yang lain namun ini masih uji coba. Jika berhasil maka akan lebih banyak pelaku usaha dan UKM yang akan terlibat," katanya.
Feri mengatakan, ke depan diharapkan kegiatan semacam ini bukan lagi difasilitasi pemerintah daerah namun berdiri sendiri.
"Diharapkan nanti ada swadaya petani yang ingin berjualan, ini untuk menyewa tenda maupun lahan. Soal sewa lahan kami bisa bantu soal perizinan. Namun kalau sudah bicara biaya operasional pasar, kami harapkan nanti pelaku usaha yang menanggungnya," katanya.
Petani Jambu Dalhari Sembada Misran mengatakan, jika selama ini jualannya selalu habis hanya dalam 30 menit dengan omzet penjualan setiap pekan mencapai Rp2 juta.
"Kalau jualan di sini sangat cepat, hanya 30 menit sudah ludes. Kalau kami berjualan di pinggir jalan biasanya sampai tiga jam lebih belum tentu laku. Kami berharap pasar tani ini bisa terus diadakan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Riyadi Martoyo mengatakan, Pasar tani ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan promosi dan pemberdayaan masyarakat petani dan pengolah hasil pertanian di Kabupaten Sleman.
Menurut dia, Pasar Tani Komoditas Pertanian ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terutama para PNS untuk menggunakan produk lokal," katanya.
"Penyelenggaraan Pasar Tani ini memberikan kemudahan bagi para pedagang yang kesulitan memasarkan produknya dan kemudahan juga diberikan bagi para konsumen yang kesulitan menemukan waktu luang untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, seperti beras organik, beras hitam, sayuran segar, aneka olahan produk pertanian, aneka olahan ikan, salak pondoh prima, jambu dalhari, aneka tanaman hias, aneka bibit tanaman buah dan lainnya dengan harga murah," katanya.
(U.V001)
"Pasar Tani ini sudah yang ketiga kalinya diselenggarakan, dan selama ini pengunjung selalu meningkat. Bahkan untuk penyelenggaraan hari ini omzet cukup besar, yakni mencapai Rp8 juta," kata staf Unit Pelaksana Teknis Sub Terminal Agrobisnis (UPT STA) Feri Santoni, Jumat.
Menurut dia, kegiatan Pasar Tani ini selalu menjadi daya tarik setiap pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Sleman setelah mereka mengikuti senam pagi setiap Jumat.
"Omzett pada penyelenggaraan pertama berkisar Rp5 juta, kemudian yang ketiga kalinya mencapai Rp7 juta. Sedangkan hari ini omset lebih dari Rp8 juta, ini menunjukkan jika Pasar Tani sudah banyak diminati pegawai di pemkab Sleman dan masyarakat sekitar," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih mengajak delapan asosiasi baik olahan maupun kelompok tani, namun belum semua asosiasi olahan makanan lokal dan kelompok tani yang diajak.
"Baru sekitar 20 persen asosiasi dan kelompok tani yang kami libatkan, kami ingin mengundang yang lain namun ini masih uji coba. Jika berhasil maka akan lebih banyak pelaku usaha dan UKM yang akan terlibat," katanya.
Feri mengatakan, ke depan diharapkan kegiatan semacam ini bukan lagi difasilitasi pemerintah daerah namun berdiri sendiri.
"Diharapkan nanti ada swadaya petani yang ingin berjualan, ini untuk menyewa tenda maupun lahan. Soal sewa lahan kami bisa bantu soal perizinan. Namun kalau sudah bicara biaya operasional pasar, kami harapkan nanti pelaku usaha yang menanggungnya," katanya.
Petani Jambu Dalhari Sembada Misran mengatakan, jika selama ini jualannya selalu habis hanya dalam 30 menit dengan omzet penjualan setiap pekan mencapai Rp2 juta.
"Kalau jualan di sini sangat cepat, hanya 30 menit sudah ludes. Kalau kami berjualan di pinggir jalan biasanya sampai tiga jam lebih belum tentu laku. Kami berharap pasar tani ini bisa terus diadakan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Riyadi Martoyo mengatakan, Pasar tani ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan promosi dan pemberdayaan masyarakat petani dan pengolah hasil pertanian di Kabupaten Sleman.
Menurut dia, Pasar Tani Komoditas Pertanian ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terutama para PNS untuk menggunakan produk lokal," katanya.
"Penyelenggaraan Pasar Tani ini memberikan kemudahan bagi para pedagang yang kesulitan memasarkan produknya dan kemudahan juga diberikan bagi para konsumen yang kesulitan menemukan waktu luang untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, seperti beras organik, beras hitam, sayuran segar, aneka olahan produk pertanian, aneka olahan ikan, salak pondoh prima, jambu dalhari, aneka tanaman hias, aneka bibit tanaman buah dan lainnya dengan harga murah," katanya.
(U.V001)