Denpasar (ANTARA Jogja) - Seniman serba bisa, Nyoman Erawan menggelar pameran tunggal menampilkan 50 karya kanvas, 50 sket dan tujuh karya instalasi  di Tony  Raka Galeri, Desa Mas, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

"Pameran tersebut berlangsung selama sebulan penuh, 26 Agustus hingga 25 September 2012," kata Nyoman Erawan di Denpasar, Minggu.

Pria kelahiran Sukawati, Gianyar, yang juga alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta juga menampilkan karya kolaborasi antara seni lukis, seni tari, seni musik dan tabuh.

Acara pembukaan pameran itu akan dimeriahkan dengan penampilan "performance Art ritus wajah digoreng-goreng" dan peluncuran buku berjudul "Salvation of the Soul".

Nyoman Erawan yang sukses menggelar berbagai pameran di tingkat lokal Bali, nasional maupun internasional itu, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2009-2012) mengambil keputusan untuk menampilkan gambaran wajah dan tubuh (Diri)  dalam lukisan abstraknya.

Keputusan itu diambil sebagai langkah perkembangan artistik yang menjanjikan persoalan menarik, bagai mana gambaran sosok yang nampak ragawi itu mesti ada di dalam susunan dan konstruksi gagasan estetik yang  bersifat abstrak.

Ia yakin dengan kekuatan abstraksi bentuk yang menonjol, akan tetap memahami efek-efek permainan warna yang dikerjakan lebih utama dibanding soal kehadiran sosok wajah pada karya kanvasnya.

"Ke-ada-an mimik wajah, atau gambaran tentang sosok seseorang, di situ tidak secara persis berlaku sebagai subjek matter, selain menjadi bagian dari keseluruhan yang menerangkan pergerakan dan efek kejutan warna," tutur Erawan yang sedang melakukan persiapan akhir itu.

Seri lukisan-lukisan mutakhir itu tidak dimaksudkan sebagai perkembangan karya yang ingin menunjukkan persoalan tentang lukisan potret diri.

Karya-karyanya, baik ritus seni rupa, seni instalasi, seni video, maupun lukisan, bisa dipahami sebagai manifestasi ekspresi emosi dan pernyataan intuisi jiwa yang didasari keterlibatan tubuh-diri.

Demikian pula karya ritus seni rupa, ekspresi dan performance tubuh merupakan manivestasi keterlibatan diri, sekaligus berlaku sebagai tanda yang merepresentasikan sikap pemuliaan nilai-nilai kebahagian hidup melalui prinsip keseimbangan.

Seri lukisan yang mengandung gambaran tubuh-diri bisa dianggap sebagai pilihan ekspresi diri Nyoman Erawan dalam menyampaikan sikap, penilaian, atau renungannya  yang personal atas berbagai peristiwa hidup maupun kejadian alam dalam bingkai perspektif ke-ada-an manusia.

Erawan lewat pameran itu menunjukkan sikap, penilaian, dan renungan  dalam sebuah bangkai kanvas. "Keadaan tubuh-diri dalam lukisan-lukisannya bukanlah gambaran tentang tubuh dengan identitas sosial tertentu," kata dia.

(I006)


Pewarta :
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2024