Bantul (ANTARA Jogja) - Kelompok tani di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan budidaya jamur merang guna menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Sejak dua tahun ini kami fokus untuk membudidayakan jamur merang, dan ternyata setelah berjalan prospeknya cukup baik," kata ketua Kelompok pembudidaya jamur merang "Lestari Makmur" Sumardjan di Bantul, Senin.
Ia yang juga ketua Kelompok Tani di Desa Argorejo "Sedyo Makmur" ini mengatakan, pengembangan budidaya jamur merang selain untuk mengoptimalkan kegiatan pertanian kelompok juga menambah pendapatan kelompok yang sebagian besar petani ini.
Ia mengatakan, setidaknya saat ini ada sebanyak 20 anggota yang membudidayakan jamur merang dengan delapan lumbung atau ruangan yang terdapat tumpukan jerami untuk mengembangbiakan jamur yang berwarna putih dan bulat ini.
"Tiap lumbung rata-rata bisa panen sekitar 10 hingga 15 kilogram per hari, tergantung cuaca. Sedangkan tiap kilogram jamur kami jual ke pengepul Rp20.000," katanya yang menambahkan jamur merang biasa dikonsumsi sebagai sayur.
Ia mengatakan, panen jamur merang kelompoknya langsung dibeli sejumlah pengepul yang kemudian dijual di berbagai daerah seperti pasar Gamping dan Godean(Kabupaten Sleman), pasar Giwangan (Yogyakarta) dan pasar Semampir (Bantul).
"Pengepul yang langsung datang ke lahan tiap hari untuk memetik jamur, namun kalau pas musiman permintaan pengepul banyak, jadi kami bagi rata sesuai kapasitas produksi panen," katanya.
Menurut dia, dalam budi daya jamur merang membutuhkan ketekunan karena risiko gagal panen yang cukup besar, tanaman ini sangat bergantung pada cuaca sehingga produksi jamur tidak menentu jika cuaca berubah-ubah.
Menurut dia, selain membudi dayakan jamur merang, kelompok ini juga mengelola arela persawahan, pertanian sayur dan buah-buahan serta peternakan, sehingga di sekitar areal setempat juga telah terdapat sentra pertanian terpadu.
"Kelompok bisa terus bekerja sepanjang musim, karena konsentrasi kami tidak hanya jamur merang, namun juga pertanian lainnya, bahkan seperti pepaya dan pisang yang kami panen sudah dikenal sehingga mudah terserap pasar," katanya.
(KR-HRI)
"Sejak dua tahun ini kami fokus untuk membudidayakan jamur merang, dan ternyata setelah berjalan prospeknya cukup baik," kata ketua Kelompok pembudidaya jamur merang "Lestari Makmur" Sumardjan di Bantul, Senin.
Ia yang juga ketua Kelompok Tani di Desa Argorejo "Sedyo Makmur" ini mengatakan, pengembangan budidaya jamur merang selain untuk mengoptimalkan kegiatan pertanian kelompok juga menambah pendapatan kelompok yang sebagian besar petani ini.
Ia mengatakan, setidaknya saat ini ada sebanyak 20 anggota yang membudidayakan jamur merang dengan delapan lumbung atau ruangan yang terdapat tumpukan jerami untuk mengembangbiakan jamur yang berwarna putih dan bulat ini.
"Tiap lumbung rata-rata bisa panen sekitar 10 hingga 15 kilogram per hari, tergantung cuaca. Sedangkan tiap kilogram jamur kami jual ke pengepul Rp20.000," katanya yang menambahkan jamur merang biasa dikonsumsi sebagai sayur.
Ia mengatakan, panen jamur merang kelompoknya langsung dibeli sejumlah pengepul yang kemudian dijual di berbagai daerah seperti pasar Gamping dan Godean(Kabupaten Sleman), pasar Giwangan (Yogyakarta) dan pasar Semampir (Bantul).
"Pengepul yang langsung datang ke lahan tiap hari untuk memetik jamur, namun kalau pas musiman permintaan pengepul banyak, jadi kami bagi rata sesuai kapasitas produksi panen," katanya.
Menurut dia, dalam budi daya jamur merang membutuhkan ketekunan karena risiko gagal panen yang cukup besar, tanaman ini sangat bergantung pada cuaca sehingga produksi jamur tidak menentu jika cuaca berubah-ubah.
Menurut dia, selain membudi dayakan jamur merang, kelompok ini juga mengelola arela persawahan, pertanian sayur dan buah-buahan serta peternakan, sehingga di sekitar areal setempat juga telah terdapat sentra pertanian terpadu.
"Kelompok bisa terus bekerja sepanjang musim, karena konsentrasi kami tidak hanya jamur merang, namun juga pertanian lainnya, bahkan seperti pepaya dan pisang yang kami panen sudah dikenal sehingga mudah terserap pasar," katanya.
(KR-HRI)