Produksi jamur merang meningkat selama musim hujan

id Jamur

Produksi jamur merang meningkat selama musim hujan

Petani menunjukkan budidaya jamur merang di Desa Argorejo, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Produksi jamur merang kelompok tani di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkat selama musim hujan.

"Selama musim hujan hasilnya bagus, dalam sehari bisa panen 70 sampai 80 kilogram. Sebelumnya, hasil panen 50 sampai 60 kilogram per hari," kata ketua kelompok tani `Lestari Makmur` Desa Argorejo, Sumardjan, di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, budi daya jamur merang sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara, sehingga musim hujan sangat mendukung pertumbuhan jamur. Jamur ini warnanya putih, bulat, biasa dikonsumsi sebagai sayuran.

"Bulan September sampai November lalu merupakan bulan yang riskan terhadap perkembangan jamur, karena cuaca sering tidak menentu. Namun, mulai Desember ini produksi kembali meningkat," katanya.

Ia mengatakan kelompoknya yang beranggotakan 20 orang ini membudidayakan jamur merang dengan membuat 30 "rumah" yang penuh tumpukan jerami.

Panen jamur merang dibuat siklus harian, setiap hari satu rumah, dan hari berikutnya rumah yang berbeda.

"Panen jamur merang kami buat siklus harian agar tidak ada kekosongan selama sebulan, begitu seterusnya. Jadi, setiap hari panen satu rumah, panen berikutnya dari rumah yang berbeda," katanya.

Jamur merang dijual dengan harga Rp20.000 per kilogram. Dari produksi selama ini, kelompok yang beranggotakan 20 orang itu bisa mendapatkan hasil penjualan kotor sebesar Rp1,6 juta per hari.

Pendapatan sebesar itu, kata dia masih dikurangi dengan biaya operasional, seperti pengadaan jerami, benih, dan tenaga tanam hingga panen, yang setiap satu rumah sebesar Rp1,2 juta.

Dari biaya operasional sebesar itu, kelompok petani jamur ini bisa untung sebesar Rp400.000 per hari.

"Kalau produksi jamur merang bagus, kami bisa untung besar, namun kalau pas produksi anjlok, paling hasilnya hanya impas, bahkan bisa mengalami kerugian," katanya.

Menurut dia, jamur merang produksinya dipasarkan ke sejumlah daerah di Provinsi DIY, dan sekitarnya, seperti Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.

"Permintaan jamur merang di pasaran cukup banyak, sampai 200 kilogram per hari. Produksi kami belum bisa memenuhi kebutuhan pasar," katanya.

(KR-HRI)