Jakarta (ANTARA Jogja) - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault optimistis Menpora Roy Suryo dapat mengembalikan kejayaan olahraga di Indonesia.
"Tidak banyak yang bisa diubah, tapi kita tidak boleh pesimistis. Harus optimistis karena figur Roy Suryo adalah orang yang mau membuka diri dan belajar," katanya pada acara "Presidential Lecture: Indonesia Democracy Outlook dan Sarasehan Pemuda: Youth Expectation on 2013 for Indonesia" di Jakarta, Senin.
Adhyaksa mengaku dekat dengan ahli telematika tersebut dan sangat mengenal pribadinya.
"Dia mau tahu banyak, kalau figur 'sok tahu' itu beda lagi persoalannya," katanya.
Dia mengatakan dirinya dan Roy Suryo menjalin hubungan yang intens, terutama saat-saat mendekati hari pelantikan sebagai Menpora.
"Kami sudah berbicara lewat telepon. Dia mengaku tidak mengetahui banyak hal tentang olahraga," katanya.
Adhyaksa mengakui pengalaman Roy Suryo dalam bidang olahraga masih kurang.
"Tapi dia menyadari ketidak tahuannya dan mau mendengar dari apa yang diajarkan. Dia adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu tapi dia mau tahu," katanya.
Dia juga meyakini Menpora yang sempat diragukan kinerjanya oleh beberapa kalangan masyarakat, bisa bekerja dengan cepat.
"Dengan kecerdasannya saya yakin dia bisa melaju dengan cepat," katanya.
Dia menjelaskan dipilihnya Roy Suryo sebagai Menpora oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didasarkan pada internal partai, yakni Partai Demokrat.
"Presiden memilih menteri yang tidak punya latar belakang konflik. Karena itu, beliau mengatakan cari lah orang yang punya sangat sedikit konflik," katanya.
Dia juga mengimbau Roy Suryo untuk tegas dan berani menyelesaikan persoalan-persoalan internal.
"Harus tegas dan berani. Kenapa? Karena kondisi internal ini terutama masalah PSSI ini penting sekali terutama di bulan Maret nanti. Kerucutnya hanya dua yakni PSSI dan KPSI," katanya.
Dia menyarankan untuk membangun kedekatan dan membangun dialog kepada kedua pimpinan kubu tersebut yakni Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie," katanya.
Dia juga mengatakan tidak ada alasan bagi Menpora baru untuk tidak bisa menyelesaikan konflik internal olahraga.
"Waktu saya jadi Menpora saya hanya hanya mendapatkan Rp75 miliar, sementara Roy Suryo sudah mendapat Rp1,9 triliun. Jangan sampai ada kebocoran lagi, jangan ada proyek mencusuar lagi. Kasihan nasib Kemenpora ini," katanya.
Karena itu, menurut Adhyaksa, pemimpin harus segera ditetapkan untuk Kemenpora sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
"Penanggung jawab olahraga itu ada ditangan menteri. Kalo tidak ada menterinya, seperti anak kehilangan induk," katanya.
Dia juga berharap Menpora Roy Suryo tetap menjalin komunikasi terkait masalah keolahragaan.
Siang ini (15/1), Roy Suryo akan dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri karena terjerat kasus korupsi Hambalang dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(J010)
"Tidak banyak yang bisa diubah, tapi kita tidak boleh pesimistis. Harus optimistis karena figur Roy Suryo adalah orang yang mau membuka diri dan belajar," katanya pada acara "Presidential Lecture: Indonesia Democracy Outlook dan Sarasehan Pemuda: Youth Expectation on 2013 for Indonesia" di Jakarta, Senin.
Adhyaksa mengaku dekat dengan ahli telematika tersebut dan sangat mengenal pribadinya.
"Dia mau tahu banyak, kalau figur 'sok tahu' itu beda lagi persoalannya," katanya.
Dia mengatakan dirinya dan Roy Suryo menjalin hubungan yang intens, terutama saat-saat mendekati hari pelantikan sebagai Menpora.
"Kami sudah berbicara lewat telepon. Dia mengaku tidak mengetahui banyak hal tentang olahraga," katanya.
Adhyaksa mengakui pengalaman Roy Suryo dalam bidang olahraga masih kurang.
"Tapi dia menyadari ketidak tahuannya dan mau mendengar dari apa yang diajarkan. Dia adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu tapi dia mau tahu," katanya.
Dia juga meyakini Menpora yang sempat diragukan kinerjanya oleh beberapa kalangan masyarakat, bisa bekerja dengan cepat.
"Dengan kecerdasannya saya yakin dia bisa melaju dengan cepat," katanya.
Dia menjelaskan dipilihnya Roy Suryo sebagai Menpora oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didasarkan pada internal partai, yakni Partai Demokrat.
"Presiden memilih menteri yang tidak punya latar belakang konflik. Karena itu, beliau mengatakan cari lah orang yang punya sangat sedikit konflik," katanya.
Dia juga mengimbau Roy Suryo untuk tegas dan berani menyelesaikan persoalan-persoalan internal.
"Harus tegas dan berani. Kenapa? Karena kondisi internal ini terutama masalah PSSI ini penting sekali terutama di bulan Maret nanti. Kerucutnya hanya dua yakni PSSI dan KPSI," katanya.
Dia menyarankan untuk membangun kedekatan dan membangun dialog kepada kedua pimpinan kubu tersebut yakni Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie," katanya.
Dia juga mengatakan tidak ada alasan bagi Menpora baru untuk tidak bisa menyelesaikan konflik internal olahraga.
"Waktu saya jadi Menpora saya hanya hanya mendapatkan Rp75 miliar, sementara Roy Suryo sudah mendapat Rp1,9 triliun. Jangan sampai ada kebocoran lagi, jangan ada proyek mencusuar lagi. Kasihan nasib Kemenpora ini," katanya.
Karena itu, menurut Adhyaksa, pemimpin harus segera ditetapkan untuk Kemenpora sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
"Penanggung jawab olahraga itu ada ditangan menteri. Kalo tidak ada menterinya, seperti anak kehilangan induk," katanya.
Dia juga berharap Menpora Roy Suryo tetap menjalin komunikasi terkait masalah keolahragaan.
Siang ini (15/1), Roy Suryo akan dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri karena terjerat kasus korupsi Hambalang dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(J010)