Adhyaksa berharap DIY jadi barometer Pramuka nasional

id Adhyaksa Dault

Adhyaksa berharap DIY jadi barometer Pramuka nasional

kegiatan pramuka (foto Antara)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault berharap gerakan pramuka di Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menjadi barometer pramuka nasional.

"Kami berharap bisa menjadi barometer pramuka nasional. Jika pramuka di Yogyakarta berkembang baik, maka di daerah lainnya juga baik," kata Adhyaksa usai acara Pengukuhan Majelis Pembimbing Daerah dan Pengurus Kwartir Daerah, Gerakan Pramuka DIY 2015-2020 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Rabu.

Menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu, DIY memiliki generasi yang mampu mewarisi semangat kepramukaan yang dimiliki oleh mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Sebagai bapak pramuka nasional, Sri Sultan HB IX, menurut dia, telah memiliki jasa luar biasa dengan menyatukan gerakan kepanduan yang tersebar di tanah air. Ia juga yang mendorong agar gerakan pramuka mampu merambah hingga ke pelosok-pelosok desa.

"Pramuka ada karena ada bapak pramuka Sri Sultan HB IX yang menyebarkan pramuka sampai ke desa-desa," kata Adhyaksa.

Sementara itu, Putri Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi yang baru saja dikukuhkan sebagai ketua Kwartir DIY masa bakti 2015-2020 menyatakan bersedia meneruskan tugas dan pekerjan rumah gerakan kepramukaan periode sebelumnya.

Menurut GKR Mangkubumi, dalam masa kepemimpinannya selama lima tahun mendatang akan menekankan program marketing pramuka. Program marketing itu dimaksudkan untuk meningkatkan minat remaja mulai tingkat SD hingga universitas untuk mencintai gerakan kepramukaan.

"Kami ingin mulai dari siswa SD sebagai gugus depan pramuka sampai mahasiswa dapat lebih mencintai kepramukaan, karena kami sadar betul jumlah peminat pramuka di sekolah-sekolah semakin menurun," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan, program kegiatan kepramukaan di DIY ke depan akan menekankan landasan kebudayaan dan keistimewaan dengan mengacu Undang-Undang Keistimewaan (UUK) yang dimiliki DIY.

"Untuk mengurangi permasalahan remaja, kami juga akan mendorong penguatan pengajaran bidang budi pekerti di sekolah-sekolah yang tadinya satu hari dalam seminggu, bisa didorong menjadi satu jam setiap hari," kata dia.***4***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024