Semarang (Antara Jogja) - Tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) baik premium maupun solar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan pascakenaikan harga pada 22 Juni 2013.
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Roberth Marchelino Verieza Dumatubun di Semarang, Rabu, mengakui penurunan konsumsi BBM pada 22 Juni hingga 8 Juli di luar etimasi awal tahun.
"Prediksi awal, tingkat konsumsi BBM pada tahun 2013 akan sangat tinggi karena bulan Juni-Juli bertepatan dengan liburan, Juli-Agustus ada momentum puasa dan Lebaran, September liburan kuliah, serta November-Desember persiapan Natal dan tahun baru," katanya.
Setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada 22 Juni, tingkat konsumsi masyarakat mengalami penurunan meskipun saat ini bertepatan dengan musim libur sekolah.
"Liburan saja tingkat konsumsi BBM turun dan kami memperkirakan tingkat konsumsi selama puasa dan Lebaran juga tidak akan jauh berbeda (tidak sesuai etimasi awal, red.)," katanya.
Tingkat konsumsi atau rata-rata realisasi selama 1-21 Juni 2013 (sebelum terjadi kenaikan harga BBM) untuk premium di Jateng dan DIY sebesar 10.804 kilo liter (KL). Sementara rata-rata realisasi selama 22-8 Juli atau setelah terjadi kenaikan harga BBM sebesar 9.195 KL atau terjadi penurunan 15 persen.
Penurunan konsumsi juga terjadi pada solar yakni rata-rata realisasi 1-21 Juni sebesar 5.944 KL menjadi 5.416 KL (rata-rata realisasi 22-8 Juli) atau mengalami penurunan 9 persen.
Roberth mengakui tingkat konsumsi harian masyarakat sebelum terjadi kenaikan harga BBM tinggi dan setelah terjadi kenaikan harga terjadi penurunan konsumsi beberapa waktu sebelum kembali normal.
Pertamina, tambah Roberth pada bulan Juli sudah menyiapkan penambahan pasokan untuk premium sekitar 40 persen atau 420.327 KL dari rata-rata konsumsi tiap bulan 299.976 KL, sedangkan solar ditambah 25 persen atau 199.866 KL dari rata-rata konsumsi 160.467 KL.
Sementara bulan Agustus 2013 bertepatan dengan arus mudik dan balik Lebaran, penambahan premium sebesar 25 persen atau 375.610 KL dan solar 13 persen atau 180.556 KL.
(N008)
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Roberth Marchelino Verieza Dumatubun di Semarang, Rabu, mengakui penurunan konsumsi BBM pada 22 Juni hingga 8 Juli di luar etimasi awal tahun.
"Prediksi awal, tingkat konsumsi BBM pada tahun 2013 akan sangat tinggi karena bulan Juni-Juli bertepatan dengan liburan, Juli-Agustus ada momentum puasa dan Lebaran, September liburan kuliah, serta November-Desember persiapan Natal dan tahun baru," katanya.
Setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada 22 Juni, tingkat konsumsi masyarakat mengalami penurunan meskipun saat ini bertepatan dengan musim libur sekolah.
"Liburan saja tingkat konsumsi BBM turun dan kami memperkirakan tingkat konsumsi selama puasa dan Lebaran juga tidak akan jauh berbeda (tidak sesuai etimasi awal, red.)," katanya.
Tingkat konsumsi atau rata-rata realisasi selama 1-21 Juni 2013 (sebelum terjadi kenaikan harga BBM) untuk premium di Jateng dan DIY sebesar 10.804 kilo liter (KL). Sementara rata-rata realisasi selama 22-8 Juli atau setelah terjadi kenaikan harga BBM sebesar 9.195 KL atau terjadi penurunan 15 persen.
Penurunan konsumsi juga terjadi pada solar yakni rata-rata realisasi 1-21 Juni sebesar 5.944 KL menjadi 5.416 KL (rata-rata realisasi 22-8 Juli) atau mengalami penurunan 9 persen.
Roberth mengakui tingkat konsumsi harian masyarakat sebelum terjadi kenaikan harga BBM tinggi dan setelah terjadi kenaikan harga terjadi penurunan konsumsi beberapa waktu sebelum kembali normal.
Pertamina, tambah Roberth pada bulan Juli sudah menyiapkan penambahan pasokan untuk premium sekitar 40 persen atau 420.327 KL dari rata-rata konsumsi tiap bulan 299.976 KL, sedangkan solar ditambah 25 persen atau 199.866 KL dari rata-rata konsumsi 160.467 KL.
Sementara bulan Agustus 2013 bertepatan dengan arus mudik dan balik Lebaran, penambahan premium sebesar 25 persen atau 375.610 KL dan solar 13 persen atau 180.556 KL.
(N008)