Yogyakarta (Antara Jogja) - Perjalanan yang akan ditempuh Giman (38) untuk bertemu Presiden terpilih Indonesia  Joko Widodo masih lebih dari 500 kilometer, namun demi nazar yang telah diucapkannya, ia tetap bersemangat untuk menunaikan janjinya.

"Sudah sejak satu pekan lalu saya mulai berjalan kaki dari Malang dan baru hari ini saya tiba di Yogyakarta. Harapannya, pada 18 atau 19 Oktober, saya sudah tiba di Jakarta. Pokoknya sebelum pelantikan Presiden, saya sudah di Jakarta," kata Giman saat tiba di Gedung DPRD Kota Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, nazar berjalan kaki menemui Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo tersebut diucapkan sesaat sebelum Pemilu Presiden, yaitu jika pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang maka ia akan berjalan kaki.

Ia berharap dapat bertemu langsung dengan Joko Widodo dan menyampaikan berbagai harapan masyarakat kepada presiden terpilih yang ia kumpulkan di sepanjang perjalanan dari Malang ke Jakarta.

"Saya sendiri ingin menyampaikan kepada Pak Jokowi agar bisa memperhatikan pendidikan di Indonesia. Seluruh anak-anak Indonesia harus bisa sekolah," kata Giman yang mengaku tidak pernah mengenyam pendidikan formal apapun sejak kecil.

Di mata Giman, sosok Joko Widodo pantas menjadi panutan seluruh masyarakat karena memiliki sikap yang jujur, merakyat dan sederhana.

Sebelum melakukan perjalanan ke Jakarta, Giman mengatakan sudah pernah berjalan kaki dari Malang ke Solo pada pertengahan Juni.

"Saat itu saya berjalan kaki selama tujuh hari dan di Solo bertemu dengan ibu Pak Jokowi," katanya.

Pada perjalanan ke Jakarta kali ini, Giman mengatakan hanya membawa lima kaos dan satu buah celana panjang serta berbekal uang Rp100.000.

"Selama di perjalanan, saya juga banyak mendapat bantuan, seperti uang," katanya.

Giman mengatakan di sepanjang perjalanan banyak warga yang menawarinya untuk mengantar menggunakan kendaraan bermotor namun selalu ditolaknya.

Jika merasa lelah, Giman beristirahat di posko partai, di SPBU atau di pos polisi, bahkan tak jarang beristirahat di tepi jalan.

"Saya juga pernah tidur di tengah hutan yaitu di daerah Saradan, Jawa Timur," katanya.

Giman mengaku tidak mengalami banyak kendala saat menunaikan nazarnya.

"Cuaca yang panas pun tidak terlalu berpengaruh. Namun saya belum tahu akan melewati rute mana untuk menuju Jakarta. Nanti, saya akan meminta pertimbangan dari teman-teman," katanya yang menggunakan sepatu selama berjalan kaki itu.

(E013)

Pewarta : Oleh Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024