Gunung Kidul (Antara Jogja) - Search and Rescue atau SAR Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan pelatihan sertifikasi "vertical rescue" kepada pengelola kawasan Gunungapi purba Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul.
Ketua Harian SAR DIY Ferry Ardiyanto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pelatihan yang dilakukan pada 23-28 Oktober itu diikuti 30 orang dari SAR dan pengelola wisata Gunungapi purba Nglanggeran.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota SAR dalam melakukan evakuasi korban yang berada di medan terjal, tebing atau gedung tinggi," kata Ferry.
Ia mengatakan seluruh peserta akan diberikan pelatihan mengenai panjat tebing, pemindahan peralatan evakuasi, pemindahan korban, evakuasi korban hingga penanganan pertama oleh tim medis.
"Sebenarnya seluruh peserta sudah memiliki ilmu dasar dalam evakuasi penyelamatan korban yang berada di wilayah terjal. Pelatihan ini untuk penyegaran," kata dia.
Ferry berharap setelah mengikuti peserta mampu melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan secara efisien. "Semoga setelah pelatihan kemampuan peseerta meningkat," katanya.
Ketua Badan Vertical Rescue Indonesia Tedi Ixdiana mengatakan pentingnya pelatihan bagi pengelola pariwisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Sebab, jika terjadi kecelakaan pengelola bisa langsung melakukan penyelamatan terlebih dahulu.
"Pelatihan ini penting, minimal pengelola bisa melakukan pertolongan pertama," katanya.
Ia mengatakan seluruh peserta diberi pelatihan untuk menyelamatkan atau mengevakuasi korban yang berada diatas jurang maupun di atas bukit dengan kondisi medan terjal.
"Kami awali dengan pengenalan peralatan vertical rescue terlebih dahulu. Setelah itu praktek di lapangan," kata Tedi.
(KR-STR)
Ketua Harian SAR DIY Ferry Ardiyanto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pelatihan yang dilakukan pada 23-28 Oktober itu diikuti 30 orang dari SAR dan pengelola wisata Gunungapi purba Nglanggeran.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota SAR dalam melakukan evakuasi korban yang berada di medan terjal, tebing atau gedung tinggi," kata Ferry.
Ia mengatakan seluruh peserta akan diberikan pelatihan mengenai panjat tebing, pemindahan peralatan evakuasi, pemindahan korban, evakuasi korban hingga penanganan pertama oleh tim medis.
"Sebenarnya seluruh peserta sudah memiliki ilmu dasar dalam evakuasi penyelamatan korban yang berada di wilayah terjal. Pelatihan ini untuk penyegaran," kata dia.
Ferry berharap setelah mengikuti peserta mampu melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan secara efisien. "Semoga setelah pelatihan kemampuan peseerta meningkat," katanya.
Ketua Badan Vertical Rescue Indonesia Tedi Ixdiana mengatakan pentingnya pelatihan bagi pengelola pariwisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Sebab, jika terjadi kecelakaan pengelola bisa langsung melakukan penyelamatan terlebih dahulu.
"Pelatihan ini penting, minimal pengelola bisa melakukan pertolongan pertama," katanya.
Ia mengatakan seluruh peserta diberi pelatihan untuk menyelamatkan atau mengevakuasi korban yang berada diatas jurang maupun di atas bukit dengan kondisi medan terjal.
"Kami awali dengan pengenalan peralatan vertical rescue terlebih dahulu. Setelah itu praktek di lapangan," kata Tedi.
(KR-STR)