Bantul (Antara) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan kajian mengenai kemungkinan dibangun sebuah terminal bus di kawasan jalur jalan lintas selatan (JJLS) wilayah tersebut.
"Saya punya pandangan bagaimana kalau nantinya di JJLS itu ada terminal bus tipe b, makanya akan kami kaji terlebih dulu, apakah bisa seperti itu," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Suwito di Bantul, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya terminal bus di JJLS tersebut nantinya akan bisa memudahkan warga dalam bepergian menuju Kabupaten Kulon Progo, sebab jalur selatan itu juga menghubungkan antara dua kabupaten dalam satu provinsi tersebut.
"Kami juga perlu berkonsultasi dengan pakar dan otoritas terkait, karena ini (JJLS) proyek pemerintah pusat. Kalau menurut saya (terminal) itu sebaiknya di kawasan Sanden," katanya.
Meski demikian, kata dia, pihaknya juga perlu menerima masukan dari masyarakat maupun sopir angkutan umum, sebab para pihak tersebut nantinya yang akan menerima manfaat jika nantinya dibangun sebuah terminal di kawasan JJLS.
Ia mengatakan, Kabupaten Bantul saat ini baru memiliki beberapa terminal kecil sebagai tempat pemberhentian sementara angkutan umum untuk menurunkan maupun mengangkut penumpang yang bepergian dalam kabupaten.
"Sudah ada beberapa terminal di Bantul, seperti Terminal Palbapang yang cukup ramai, namun aktivitasnya tidak seramai seperti yang di Kota Yogyakarta (terminal Giwangan)," kata Suwito.
Sementara itu saat ditanya terkait tarif penumpang angkutan umum menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, ia mengatakan tidak berwenang untuk menentukan, karena menurutnya itu bisa disepakati dengan penumpang.
"Kalau ada kenaikan biasanya masyarakat sudah paham dan uniknya di situ ada kesepakatan antara sopir dengan penumpang, dan seingat saya tidak ada demo sopir di Bantul, karena sudah saling menguntungkan," katanya.
(KR-HRI)
"Saya punya pandangan bagaimana kalau nantinya di JJLS itu ada terminal bus tipe b, makanya akan kami kaji terlebih dulu, apakah bisa seperti itu," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Suwito di Bantul, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya terminal bus di JJLS tersebut nantinya akan bisa memudahkan warga dalam bepergian menuju Kabupaten Kulon Progo, sebab jalur selatan itu juga menghubungkan antara dua kabupaten dalam satu provinsi tersebut.
"Kami juga perlu berkonsultasi dengan pakar dan otoritas terkait, karena ini (JJLS) proyek pemerintah pusat. Kalau menurut saya (terminal) itu sebaiknya di kawasan Sanden," katanya.
Meski demikian, kata dia, pihaknya juga perlu menerima masukan dari masyarakat maupun sopir angkutan umum, sebab para pihak tersebut nantinya yang akan menerima manfaat jika nantinya dibangun sebuah terminal di kawasan JJLS.
Ia mengatakan, Kabupaten Bantul saat ini baru memiliki beberapa terminal kecil sebagai tempat pemberhentian sementara angkutan umum untuk menurunkan maupun mengangkut penumpang yang bepergian dalam kabupaten.
"Sudah ada beberapa terminal di Bantul, seperti Terminal Palbapang yang cukup ramai, namun aktivitasnya tidak seramai seperti yang di Kota Yogyakarta (terminal Giwangan)," kata Suwito.
Sementara itu saat ditanya terkait tarif penumpang angkutan umum menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, ia mengatakan tidak berwenang untuk menentukan, karena menurutnya itu bisa disepakati dengan penumpang.
"Kalau ada kenaikan biasanya masyarakat sudah paham dan uniknya di situ ada kesepakatan antara sopir dengan penumpang, dan seingat saya tidak ada demo sopir di Bantul, karena sudah saling menguntungkan," katanya.
(KR-HRI)