Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyarankan petani segera menanam tanaman palawija menghadapi kemungkinan munculnya gelombang panas El-Nino yang berdampak kekeringan.
"Kami menyarankan petani segera menanam tanaman yang tidak banyak membutuhkan air atau tanaman palawija," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sasongko, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, penanaman palawija sudah saatnya dilakukan di wilayah kering seperti di Gunung Kidul, sebab daerah itu memiliki persediaan air paling sedikit memasuki kemarau.
"Paling awal kekeringan biasanya Gunung Kidul sehingga penanaman palawija sudah harus dimulai," kata dia.
Sementara itu, untuk daerah lainnya yang masih memiliki pasokan air mencukupi, menurut dia, masih dapat menanam tanaman padi, kendati tetap diselingi dengan tanaman palawija. "Tapi kalau air tidak mencukupi jangan memaksakan menanam padi," kata dia.
Ia mengatakan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air atau jenis palawija yang disarankan untuk ditanam oleh petani, antara lain jagung, kedelai, serta kacang panjang.
Kendati memasuki musim kemarau, Sasongko mengatakan hingga saat ini masih terjadi panen padi di beberapa kabupaten, hanya saja serapan produksinya tidak sebanyak saat musim panen raya.
"Kami tetap optimistis target produksi padi selama 2015 sebanyak 924.000 ton tercapai," kata dia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Yogyakarta memperkirakan musim kemarau di wilayah DIY pada 2015 akan lebih panjang sekitar satu hingga dua bulan akibat fenomena El-Nino.
Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Indah Retnowulan mengatakan akibat potensi El-Nino musim kemarau diperkirakan hingga akhir November atau awal Desember.
Indah menjelaskan, dalam keadaan normal, musim kemarau di DIY berlangsung hingga Oktober dengan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus. Hujan dengan intensitas ringan sudah mulai turun pada akhir
Oktober.
L007
"Kami menyarankan petani segera menanam tanaman yang tidak banyak membutuhkan air atau tanaman palawija," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sasongko, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, penanaman palawija sudah saatnya dilakukan di wilayah kering seperti di Gunung Kidul, sebab daerah itu memiliki persediaan air paling sedikit memasuki kemarau.
"Paling awal kekeringan biasanya Gunung Kidul sehingga penanaman palawija sudah harus dimulai," kata dia.
Sementara itu, untuk daerah lainnya yang masih memiliki pasokan air mencukupi, menurut dia, masih dapat menanam tanaman padi, kendati tetap diselingi dengan tanaman palawija. "Tapi kalau air tidak mencukupi jangan memaksakan menanam padi," kata dia.
Ia mengatakan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air atau jenis palawija yang disarankan untuk ditanam oleh petani, antara lain jagung, kedelai, serta kacang panjang.
Kendati memasuki musim kemarau, Sasongko mengatakan hingga saat ini masih terjadi panen padi di beberapa kabupaten, hanya saja serapan produksinya tidak sebanyak saat musim panen raya.
"Kami tetap optimistis target produksi padi selama 2015 sebanyak 924.000 ton tercapai," kata dia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Yogyakarta memperkirakan musim kemarau di wilayah DIY pada 2015 akan lebih panjang sekitar satu hingga dua bulan akibat fenomena El-Nino.
Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Indah Retnowulan mengatakan akibat potensi El-Nino musim kemarau diperkirakan hingga akhir November atau awal Desember.
Indah menjelaskan, dalam keadaan normal, musim kemarau di DIY berlangsung hingga Oktober dengan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus. Hujan dengan intensitas ringan sudah mulai turun pada akhir
Oktober.
L007