Kulon Progo, (Antara Jogja) - Petani di Kecamatan Sentolo dan Lendah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjual bongkahan tanah yang digali dari sawah kepada perajin gerabah dan batu bata untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Petani Desa Demangrejo, Kecamatan Sentolo, Sukarman di Kulon Progo, Kamis, mengatakan setiap musim kemarau, dirinya tidak menanami lahan sawah karena tidak ada air.

"Sawah yang kering, kami gali tanahnya dan dijual kepada perajin gerabah," kata Sukarman.

Ia mengatakan tanah yang berbentuk bongkahan-bongkahan yang digalinya, sudah ada yang memesan. Hal ini terpaksa ia lakukan karena pada musim kemarau seperti sekarang ini sawahnya sama sekali tidak air.

"Kami tidak punya pilihan karena kondisi sawah tidak bisa kami tanami, dan kami membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Dia mengatakan, kondisi kekeringan yang melanda ratusan hektare lahan sawah di wilayah Sentolo dan Lendah sendiri sudah terjadi sejak tiga bulan yang lalu seiring masuknya musim kemarau.

"Kalau masih ada air mungkin masih kita tanami palawaija, tapi ini sama sekali tidak ada air," kata Sukarman.

Seorang pembeli tanah sawah Slamet mengatakan dirinya bongkahan tanah dengan ukuran satu bak pick up sekitar Rp80 ribu sampai Rp100 ribu tergantung lokasi sawah dari jalan.

"Saya hanya memilih tanah di sawah-sawah yang tidak bisa ditanami saja. Kalau yang masih bisa ditanami, saya tidak membelinya," katanya.***4***

(KR-STR)


Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2025