Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan membangun "cold storage" atau bangunan yang dikhususkan untuk menyimpan ikan dalam kondisi beku sebelum didistribusikan.
"Perencanaan pembangunan terus dimatangkan. Rencananya, `cold storage` tersebut akan ditempatkan di kompleks Pasar Ikan Higienis sisi timur," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dana yang akan dimanfaatkan untuk membangun `cold storage` berasal dari dana alokasi khusus. Pada tahun ini, Bidang Pertanian memperoleh alokasi dana dari pusat sebesar Rp4 miliar untuk kepentingan tugas pembantuan.
Benny menjelaskan, "cold storage" yang akan dibangun tersebut memiliki kapasitas sekitar 400 meter kubik atau bisa menyimpan ikan hingga 100 ton dengan proses pembekuan sekitar empat jam.
"Jika dihitung sejak `loading`, maka proses pembekuan memakan waktu sekitar enam jam," katanya.
Pembangunan "cold stoarage" tersebut, lanjut Benny, merupakan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang kini sedang digencarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikan.
"Harapannya, fasilitas tersebut sudah bisa dibangun mulai Maret. Saat ini, kami terus menyiapkan perencanaan lelangnya," katanya.
Selain "cold storage", Pemerintah Kota Yogyakarta juga merencanakan mengadakan alat pencetak es dengan kapasitas 1,5 ton per hari. "Namun, alat ini belum akan diadakan dalam waktu dekat," katanya.
Sedangkan untuk mendukung pelaksanaan SLIN, ia mengatakan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten lain di DIY seperti Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo yang memiliki wilayah pantai.
"Pelaksanaan SLIN di DIY diusulkan dilakukan melalui Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Sosialisasi mengenai hal itu di seluruh kota dan kabupaten di DIY terus dilakukan," katanya.
SLIN diterapkan untuk menjaga pasokan ikan secara nasional, yaitu meratakan distribusi ikan agar masyarakat bisa memperoleh ikan secara mudah setiap harinya dengan harga yang sesuai.
Di Kota Yogyakarta, rata-rata konsumsi ikan masih jauh di bawah angka nasional yaitu 23 kilogram dari angka nasional 35 kilogram per kapita per tahun.
(E013)
"Perencanaan pembangunan terus dimatangkan. Rencananya, `cold storage` tersebut akan ditempatkan di kompleks Pasar Ikan Higienis sisi timur," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dana yang akan dimanfaatkan untuk membangun `cold storage` berasal dari dana alokasi khusus. Pada tahun ini, Bidang Pertanian memperoleh alokasi dana dari pusat sebesar Rp4 miliar untuk kepentingan tugas pembantuan.
Benny menjelaskan, "cold storage" yang akan dibangun tersebut memiliki kapasitas sekitar 400 meter kubik atau bisa menyimpan ikan hingga 100 ton dengan proses pembekuan sekitar empat jam.
"Jika dihitung sejak `loading`, maka proses pembekuan memakan waktu sekitar enam jam," katanya.
Pembangunan "cold stoarage" tersebut, lanjut Benny, merupakan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mendukung Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang kini sedang digencarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikan.
"Harapannya, fasilitas tersebut sudah bisa dibangun mulai Maret. Saat ini, kami terus menyiapkan perencanaan lelangnya," katanya.
Selain "cold storage", Pemerintah Kota Yogyakarta juga merencanakan mengadakan alat pencetak es dengan kapasitas 1,5 ton per hari. "Namun, alat ini belum akan diadakan dalam waktu dekat," katanya.
Sedangkan untuk mendukung pelaksanaan SLIN, ia mengatakan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten lain di DIY seperti Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo yang memiliki wilayah pantai.
"Pelaksanaan SLIN di DIY diusulkan dilakukan melalui Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Sosialisasi mengenai hal itu di seluruh kota dan kabupaten di DIY terus dilakukan," katanya.
SLIN diterapkan untuk menjaga pasokan ikan secara nasional, yaitu meratakan distribusi ikan agar masyarakat bisa memperoleh ikan secara mudah setiap harinya dengan harga yang sesuai.
Di Kota Yogyakarta, rata-rata konsumsi ikan masih jauh di bawah angka nasional yaitu 23 kilogram dari angka nasional 35 kilogram per kapita per tahun.
(E013)