Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggandeng koreografer tari serba bisa Didik Nini Thowok berencana membuat Kampoeng Nusantara di Desa Pendowoharjo, Girimulyo.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Senin, mengatakan karya Didik Nini Thowok dihargai di Eropa, sehingga dirinya sedih mengapa di Indonesia malah tidak ada, padahal tarinya menjadi karya maestro seni bagi dunia internasional.

"Oleh karena itu, Kulon Progo tidak mau ketinggalan, maka nama Didik Nini Thowok dipajang di Bantaran Sungai Bendung Kahyangan, dengan harapan dapat menarik orang-orang ke Kabupaten Kulon Progo, sehingga diharapkan juga bisa mengurangi kemiskinan."

Apalagi lingkungan yang indah tentu lebih indah jika ditambah sentuhan atraksi-atraksi yang juga indah, kata Hasto di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan kampung yang bertajuk Kampoeng Nusantara Didik Nini Thowok.

Ia mengatakan sejak satu tahun terakhir, Pemkab Kulon Progo sudah bekerja sama dengan Didik Nini Thowok membuat adegan tari/permainan nglarak blarak, disingkat nglabrak. Permainan ini dimaksudkan sebagai simbol nglabrak kemiskinan atau memerangi kemiskinan.

"Olahraga tradisional ini ada adegan permainan dan seni. Digunakannya blarak yang melambangkan kemiskinan, karena para penderes nira hidupnya masih miskin," tuturnya.

Selain itu, lanjut Hasto, Pemkab Kulon Progo mewacanakan membangun Taman Kerajaan Nusantara di Kecamatan Girimulyo. Pemkab telah mengakukan proposal kepada Gubernur DIY dan Mendikbud.

"Di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ada anjungan seluruh provinsi di Indonesia, kami hanya ingin mendirikan anjungan-anjungan kerajaan-kerajaan nusantara. Gajah Mada dapat menyatukan raja-raja nusantara, kami ingin membuat replika kerjaan-kerajaan nusantara," ujarnya.

Sementara itu, Didik Nini Thowok mengatakan di kampeng Nusantara ini, masyarakat bisa belajar menari, gamelan, nembang, ketoprak, semua di situ. Kampoeng Nusantara Didik Ninik Thowok ini akan mengikuti konsep perkampungan wisata di Sampran, Thailand.

Selain mempelajari beragam seni tari hingga membatik "geblek renteng" khas Kulon Progo, wisatawan yang berkunjung ke perkampungan yang tidak jauh dari objek wisata Bendung Kayangan itu juga dapat belajar menanam tanaman organik serta beragam kuliner.

"Di kawasan perkampungan, nantinya juga akan didirikan pasar-pasar kecil yang menjual hasil pertanian organik milik masyarakat setempat," kata dia.

Lebih lanjut, Didik mengatakan Pemkab Kulon Progo juga akan memfasilitasi kamar tidur serta kamar mandi berkelas internasional yang diperuntukkan bagi wisatawan atau tamu yang datang ke perkampungan itu.

"Kampoeng Nusantara yang digagas bersama Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo itu cukup potensial membantu memajukan Kulon Progo seiring dengan akan dibangunnya bandar udara (bandara) internasional," tambahnya.

KR-STR

Pewarta : Sutarmi
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024