Kulon Progo (Antara Jogja) - Wakil Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sutedjo menilai penghargaan masyarakat setempat terhadap jasa Pahlawan Nyi Ageng Serang masih sangat kurang.
Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan masih banyak masyarakat yang salah dalam menyebut Monumen Nyi Ageng Serang di Simpang Lima Karangnongko dengan sebutan Tugu Jaran.
"Hal ini membuat kami sedih dan prihatin. Selain itu, masih banyak masyarakat menulis di denah undangan Monumen Nyi Ageng Serang dengan tulisan Tugu Jaran, saya sedih membacanya," kata Sutedjo.
Ia mengatakan Monumen Nyi Ageng Serang yang terletak di Simpang Lima Karangnogko Wates adalah salah satu bentuk penghargaan Pemkab Kulon Progo atas perjuangan Nyi Ageng Serang pahlawan perempuan dari Kulon Progo yang berjuang melawan Belanda. Bahkan karena bangga memiliki pahlawan nasional pemerintah kabupaten membangun rumah sakit diberi nama Rumah Sakit Nyi Ageng Serang.
Ia mengharapkan masyarakat dapat menghargai jasa perjuangan para pahlawan seperti menyebutkan nama monumen dengan benar.
"Kami mengakui adanya pahlawan di Kulon Progo yang belum banyak diinformasikan kepada masyarakat," kata dia.
Untuk itu, ia mengimbau kepada pihak-pihak yang berkompeten untuk melakukan kajian yang mendalam para pahlawan ini.
"Kami mengajak masyarakat membina semangat persatuan, para pemuda agar turut aktif memperbaiki moral bangsa seperti Nawacita yang digelorakan Pemerintah Indonesia," katanya.
Koordinator Museum Sandi Yogyakarta Anas Hilal menyampaikan sejarah perjuangan tentara gerilyawan saat mempertahankan kemerdekaan dari serangan tentara Belanda yang akan merebut kembali Indonesia.
Ia menjelaskan bagaimana keterlibatan dan pentingnya rumah Merto Dimejo untuk mengolah pesan sandi saat perjalanan perang kemerdekaan.
(KR-STR)
Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan masih banyak masyarakat yang salah dalam menyebut Monumen Nyi Ageng Serang di Simpang Lima Karangnongko dengan sebutan Tugu Jaran.
"Hal ini membuat kami sedih dan prihatin. Selain itu, masih banyak masyarakat menulis di denah undangan Monumen Nyi Ageng Serang dengan tulisan Tugu Jaran, saya sedih membacanya," kata Sutedjo.
Ia mengatakan Monumen Nyi Ageng Serang yang terletak di Simpang Lima Karangnogko Wates adalah salah satu bentuk penghargaan Pemkab Kulon Progo atas perjuangan Nyi Ageng Serang pahlawan perempuan dari Kulon Progo yang berjuang melawan Belanda. Bahkan karena bangga memiliki pahlawan nasional pemerintah kabupaten membangun rumah sakit diberi nama Rumah Sakit Nyi Ageng Serang.
Ia mengharapkan masyarakat dapat menghargai jasa perjuangan para pahlawan seperti menyebutkan nama monumen dengan benar.
"Kami mengakui adanya pahlawan di Kulon Progo yang belum banyak diinformasikan kepada masyarakat," kata dia.
Untuk itu, ia mengimbau kepada pihak-pihak yang berkompeten untuk melakukan kajian yang mendalam para pahlawan ini.
"Kami mengajak masyarakat membina semangat persatuan, para pemuda agar turut aktif memperbaiki moral bangsa seperti Nawacita yang digelorakan Pemerintah Indonesia," katanya.
Koordinator Museum Sandi Yogyakarta Anas Hilal menyampaikan sejarah perjuangan tentara gerilyawan saat mempertahankan kemerdekaan dari serangan tentara Belanda yang akan merebut kembali Indonesia.
Ia menjelaskan bagaimana keterlibatan dan pentingnya rumah Merto Dimejo untuk mengolah pesan sandi saat perjalanan perang kemerdekaan.
(KR-STR)