Gunung Kidul (Antara Jogja) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengubah lahan bekas penambangan batu seluas 7.000 meter persegi menjadi Pasar Ekologis Argowijil.
"Ini contoh yang baik, dan harus diikuti seluruh daerah di Indonesia. Selamat dan terima kasih Gunung Kidul merintis hal ini," kata Menteri Siti Nurbaya dalam peresmian Pasar Ekologi Argowijil di Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Selasa.
Menurut dia, pasar yang ramah lingkungan di Desa Gari langsung dilakukan oleh BUMDes dan penting karena melibatkan generasi muda di desa ini.
Ia mengatakan pasar ekologis Argowijil akan dijadikan percontohan untuk program yang sama di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat; Durian Demang, Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah; Air Selumar di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung; Serta Wajageseng di kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dia mengatakan sesuai dengan intruksi presiden, usaha pertambangan perlu ditata kembali. Tindakan tegas dilakukan pada penambangan tanpa izin.
Kaitannya usaha pertambangan rakyat, diperlukan bimbingan kepada masyarakat. Namun jika usaha pertambangan rakyat terpaksa ditinggalkan, harus ada upaya untuk mengalihkan mata pencaharian, salah satu contohnya pembangunan Pasar Ekologi Argowijil.
Hasil inventariasasi dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah rusak 557 ribu hektare dengan pertambangan tanpa izin, di 8.386 lokasi di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, 352 lokasi sudah dilakukan penelitian mendalam diketahui 37 persen tambang pasir dan batu, 25 tambang emas, dan tambang batu gambing 3 persen. Untuk masalah perizinan, 74 persen tanpa izin dan hanya 3 persen izin pertambangan rakyat.
Sebanyak 14 persen di kawasan hutan 84 masih aktif 16 sudah berupa bekas tambang tetapi tak direklamasi.
"Pesan Presiden penambangan tanpa izin perlu dibina dengan baik, diberikan izinya diberikan bimbingan teknis sesuai ketentuan lingkungan dan pertambangan," bebernya.?
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan dengan membangun pasar di wilayah bekas tambang diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat.
"Pasar sudah dibangun dan sekarang diresmikan. Tolong dijaga kebersihan dan aktivitasnya. Kalau bisa, aktivitas pasar tidak hanya pagi atau siang, namun sampai malam. Ini penting, karena keberadaan pasar ini dekat dengan kawasan wisata Gua Pindul," pintanya.
Sementara itu Bupati Gunung Kidul Badingah menjelaskan Pasar Ekologis Argowijil merupakan salah satu contoh lokasi pemulihan lahan akses terbuka yang baru pertama kali di Gunung Kidul dengan anggaran Rp1,8 miliar.
"Semua ini berkat dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pembangunan yang berbasis lingkungan hidup," katanya.
Wilayah Gunung Kidul menurut Badingah banyak bekas tambang seperti di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong dan Desa Candirejo, Kecamatan Semin yang bisa dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, pasar tradisional ini juga dilengkapi pengolahan lingkungan dengan pengolahan sampah dan resapan air. Berdasarkan data sementara sudah ada 70 orang yang mendaftar berdagang di Pasar Ekologis Argowijil ini, dengan berbagai dagangan ramah lingkungan dan produk-produk daerah untuk mendukung kebutuhan wisatawan.
KR-STR
"Ini contoh yang baik, dan harus diikuti seluruh daerah di Indonesia. Selamat dan terima kasih Gunung Kidul merintis hal ini," kata Menteri Siti Nurbaya dalam peresmian Pasar Ekologi Argowijil di Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Selasa.
Menurut dia, pasar yang ramah lingkungan di Desa Gari langsung dilakukan oleh BUMDes dan penting karena melibatkan generasi muda di desa ini.
Ia mengatakan pasar ekologis Argowijil akan dijadikan percontohan untuk program yang sama di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat; Durian Demang, Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah; Air Selumar di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung; Serta Wajageseng di kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dia mengatakan sesuai dengan intruksi presiden, usaha pertambangan perlu ditata kembali. Tindakan tegas dilakukan pada penambangan tanpa izin.
Kaitannya usaha pertambangan rakyat, diperlukan bimbingan kepada masyarakat. Namun jika usaha pertambangan rakyat terpaksa ditinggalkan, harus ada upaya untuk mengalihkan mata pencaharian, salah satu contohnya pembangunan Pasar Ekologi Argowijil.
Hasil inventariasasi dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah rusak 557 ribu hektare dengan pertambangan tanpa izin, di 8.386 lokasi di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, 352 lokasi sudah dilakukan penelitian mendalam diketahui 37 persen tambang pasir dan batu, 25 tambang emas, dan tambang batu gambing 3 persen. Untuk masalah perizinan, 74 persen tanpa izin dan hanya 3 persen izin pertambangan rakyat.
Sebanyak 14 persen di kawasan hutan 84 masih aktif 16 sudah berupa bekas tambang tetapi tak direklamasi.
"Pesan Presiden penambangan tanpa izin perlu dibina dengan baik, diberikan izinya diberikan bimbingan teknis sesuai ketentuan lingkungan dan pertambangan," bebernya.?
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan dengan membangun pasar di wilayah bekas tambang diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat.
"Pasar sudah dibangun dan sekarang diresmikan. Tolong dijaga kebersihan dan aktivitasnya. Kalau bisa, aktivitas pasar tidak hanya pagi atau siang, namun sampai malam. Ini penting, karena keberadaan pasar ini dekat dengan kawasan wisata Gua Pindul," pintanya.
Sementara itu Bupati Gunung Kidul Badingah menjelaskan Pasar Ekologis Argowijil merupakan salah satu contoh lokasi pemulihan lahan akses terbuka yang baru pertama kali di Gunung Kidul dengan anggaran Rp1,8 miliar.
"Semua ini berkat dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pembangunan yang berbasis lingkungan hidup," katanya.
Wilayah Gunung Kidul menurut Badingah banyak bekas tambang seperti di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong dan Desa Candirejo, Kecamatan Semin yang bisa dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, pasar tradisional ini juga dilengkapi pengolahan lingkungan dengan pengolahan sampah dan resapan air. Berdasarkan data sementara sudah ada 70 orang yang mendaftar berdagang di Pasar Ekologis Argowijil ini, dengan berbagai dagangan ramah lingkungan dan produk-produk daerah untuk mendukung kebutuhan wisatawan.
KR-STR