Yogyakarta, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta terus berupaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana, salah satunya dengan menambah 15 rintisan kampung tangguh bencana baru pada tahun ini.
"Lokasinya tersebar di beberapa wilayah. Kami utamakan di kampung yang masuk kategori rawan bencana terlebih dulu," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pembentukan kampung tangguh bencana (KTB) dilakukan berdasarkan usulan dari masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang kemudian diverifikasi. Jumlah kampung tangguh bencana yang dibentuk setiap tahun juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran BPBD Kota Yogyakarta.
Setelah ditetapkan sebagai rintisan kampung tangguh bencana, BPBD Kota Yogyakarta akan melakukan berbagai upaya pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bencana.
"Salah satunya adalah simulasi penanggulangan bencana untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat bagaimana bertindak jika ada bencana di wilayahnya. Tujuannya tentu untuk mengurangi jumlah korban," katanya.
Hingga akhir 2016, BPBD Kota Yogyakarta sudah membentuk 75 kampung tangguh bencana dan pada 2018 akan ditambah 15 KTB baru.
"Kami pun mendorong wilayah untuk bisa membentuk kampung tangguh bencana secara mandiri. Harapannya, kampung tersebut tidak hanya tangguh dalam menghadapi bencana saja, tetapi juga tangguh untuk aspek lain seperti lingkungan, sosial dan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Bambang Seno Baskoro mengusulkan standarisasi kampung tangguh bencana karena potensi bencana di setiap kampung berbeda-beda.
"Jika ada standarisasinya, maka proses pembinaan pun akan lebih mudah begitu juga untuk evaluasinya," katanya.
Ia juga berharap, pemerintah bisa memberikan dukungan peralatan penanggulangan bencana untuk setiap kampung tangguh bencana yang terbentuk.***4***
(E013)
"Lokasinya tersebar di beberapa wilayah. Kami utamakan di kampung yang masuk kategori rawan bencana terlebih dulu," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pembentukan kampung tangguh bencana (KTB) dilakukan berdasarkan usulan dari masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang kemudian diverifikasi. Jumlah kampung tangguh bencana yang dibentuk setiap tahun juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran BPBD Kota Yogyakarta.
Setelah ditetapkan sebagai rintisan kampung tangguh bencana, BPBD Kota Yogyakarta akan melakukan berbagai upaya pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bencana.
"Salah satunya adalah simulasi penanggulangan bencana untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat bagaimana bertindak jika ada bencana di wilayahnya. Tujuannya tentu untuk mengurangi jumlah korban," katanya.
Hingga akhir 2016, BPBD Kota Yogyakarta sudah membentuk 75 kampung tangguh bencana dan pada 2018 akan ditambah 15 KTB baru.
"Kami pun mendorong wilayah untuk bisa membentuk kampung tangguh bencana secara mandiri. Harapannya, kampung tersebut tidak hanya tangguh dalam menghadapi bencana saja, tetapi juga tangguh untuk aspek lain seperti lingkungan, sosial dan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Bambang Seno Baskoro mengusulkan standarisasi kampung tangguh bencana karena potensi bencana di setiap kampung berbeda-beda.
"Jika ada standarisasinya, maka proses pembinaan pun akan lebih mudah begitu juga untuk evaluasinya," katanya.
Ia juga berharap, pemerintah bisa memberikan dukungan peralatan penanggulangan bencana untuk setiap kampung tangguh bencana yang terbentuk.***4***
(E013)