Jakarta (ANTARA) - Mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 menggunakan mobil listrik menuntut kecermatan pengendara, terutama dalam hal perencanaan perjalanan dan pengelolaan energi secara disiplin agar perjalanan tetap aman dan lancar.
“Mudik menggunakan mobil listrik memiliki tantangan, ini jelas menuntut perubahan paradigma menuju perencanaan yang presisi secara digital,” ujar pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Yannes menegaskan bahwa tantangan utama mudik dengan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bukan hanya jarak tempuh, melainkan kesiapan strategi sejak sebelum berangkat. Perencanaan presisi berbasis digital menjadi langkah awal yang tidak bisa ditawar.
Pertama-tama pemudik perlu memetakan lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dari kota asal hingga tujuan dengan cermat melalui aplikasi pendukung. Penentuan rute sebaiknya memprioritaskan jalur yang memiliki fasilitas DC fast charging (pengisian daya cepat) untuk mempersingkat waktu pengisian daya di tengah perjalanan.
Selain perencanaan rute, strategi pengisian daya yang disiplin juga menjadi kunci kelancaran mudik. Yannes menyarankan pengendara tidak menunggu baterai hingga habis total.
Pengisian ulang ideal dilakukan saat kapasitas baterai berada di kisaran 20–30 persen dan dihentikan di angka 80 persen ketika singgah di rest area, demi efisiensi waktu perjalanan.
Pengelolaan energi tersebut perlu didukung dengan gaya berkendara yang hemat. Penggunaan mode Eco (hemat energi), pemanfaatan fitur regenerative braking secara maksimal, serta menjaga kecepatan konstan.
“Fitur regenerative braking yang umumnya ada dalam EV harus dimanfaatkan secara maksimal, serta penjagaan kecepatan konstan di rentang 80-100 km per jam untuk mencegah konsumsi daya yang boros,” jelas Yannes.
Adapun regenerative braking adalah fitur yang umum pada mobil listrik yang dapat mengubah energi saat kendaraan melambat atau mengerem menjadi listrik untuk mengisi ulang baterai. Manfaatnya, teknologi ini membantu memperpanjang jarak tempuh, menghemat energi, dan mengurangi keausan sistem rem.
Sebagai langkah antisipasi, Yannes juga mengingatkan pentingnya menyiagakan portable charger di dalam kendaraan.
Perangkat ini dapat menjadi solusi darurat apabila pemudik terpaksa melakukan pengisian daya di lokasi non-SPKLU, baik saat di perjalanan maupun ketika telah tiba di lokasi tujuan.
Dengan perencanaan matang dan disiplin pengelolaan energi, mudik Nataru 2025 menggunakan mobil listrik dinilai tetap memungkinkan dilakukan secara nyaman dan aman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Strategi mudik Nataru 2025 aman dan lancar dengan mobil listrik
