Kulon Progo (Antara Jogja) - Kerajinan tangan berupa arloji dan kacamata berbahan limbah kayu yang dikembangkan Iyos Pramana warga Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta sukses menembus pasar sejumlah negara.
"Beberapa produk berupa arloji kayu dan kaca mata kayu banyak dipesan beberapa penggemar fashion dari sejumlah negara seperti Malaysia dan Hongkong, serta beberapa negara di Eropa," kata Iyos Pramana di bengkel kerjanya di Dusun Madigondo, Kecamatan, Samigaluh, Kulon Progo, Senin.
Menurut dia, harga untuk kaca mata kayu ini mulai dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta, sementara untuk arloji atau jam tangan kayu harganya antara Rp750 ribu hingga Rp2 juta per unit, tergantung bahan dan tingkat kerumitannya.
"Selama ini limbah kayu sisa industri hanya terbuang sia-sia dan hanya dapat digunakan sebagai kayu bakar. Saya mencoba memanfaatkan banyaknya limbah kayu agar memiliki nilai ekonomi," katanya.
Ia mengatakan, limbah kayu jati, mahoni, sonokeling hingga kayu nangka selama ini banyak ditemui di wilayahnya dan hanya terbuang percuma saja.
"Daripada hanya terbuang percuma, saya kemudian mencoba memanfaatkan limbah kayu untuk pembuatan jam tangan kayu," katanya.
Iyos mengatakan, limbah-limbah kayu tersebut juga dapat diolah menjadi berbagai kerajinan unik dan bernilai ekonomi tinggi.
"Memang harus telaten, karena proses pembuatan jam tangan kayu secara manual agar detail jam tangan lebih nanpak eksotis," katanya.
Ia mengatakan, dirinya tidak hanya membuat jam tangan kayu, tetapi dengan mengajak sejumlah pemuda tetangganya untuk membuat kerajinan lain seperti kaca mata kayu.
"Kerajinan limbah kayu ini sekarang mulai banyak peminatnya. Bahkan sudah banyak permintaan dari sejumlah daerah di Indonesia," katanya.
V001
"Beberapa produk berupa arloji kayu dan kaca mata kayu banyak dipesan beberapa penggemar fashion dari sejumlah negara seperti Malaysia dan Hongkong, serta beberapa negara di Eropa," kata Iyos Pramana di bengkel kerjanya di Dusun Madigondo, Kecamatan, Samigaluh, Kulon Progo, Senin.
Menurut dia, harga untuk kaca mata kayu ini mulai dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta, sementara untuk arloji atau jam tangan kayu harganya antara Rp750 ribu hingga Rp2 juta per unit, tergantung bahan dan tingkat kerumitannya.
"Selama ini limbah kayu sisa industri hanya terbuang sia-sia dan hanya dapat digunakan sebagai kayu bakar. Saya mencoba memanfaatkan banyaknya limbah kayu agar memiliki nilai ekonomi," katanya.
Ia mengatakan, limbah kayu jati, mahoni, sonokeling hingga kayu nangka selama ini banyak ditemui di wilayahnya dan hanya terbuang percuma saja.
"Daripada hanya terbuang percuma, saya kemudian mencoba memanfaatkan limbah kayu untuk pembuatan jam tangan kayu," katanya.
Iyos mengatakan, limbah-limbah kayu tersebut juga dapat diolah menjadi berbagai kerajinan unik dan bernilai ekonomi tinggi.
"Memang harus telaten, karena proses pembuatan jam tangan kayu secara manual agar detail jam tangan lebih nanpak eksotis," katanya.
Ia mengatakan, dirinya tidak hanya membuat jam tangan kayu, tetapi dengan mengajak sejumlah pemuda tetangganya untuk membuat kerajinan lain seperti kaca mata kayu.
"Kerajinan limbah kayu ini sekarang mulai banyak peminatnya. Bahkan sudah banyak permintaan dari sejumlah daerah di Indonesia," katanya.
V001