Peresmian itu ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pembukaan tirai penutup papan nama di pintu gerbang Kantor Kepatihan.
"Semoga saja orang masuk ke Kantor Gubernuran menjadi lebih nyaman. Lebih kelihatan kalau ini kantor betul, bukan bekas tempat tinggal pepatih dalem (patih Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat) ," kata Sultan.
Menurut Sultan, revitalisasi menghadapkan gerbang Kantor Kepatihan ke arah selatan dari sebelumnya menghadap ke barat telah direncanakan sejak lama. Selama ini, menurut dia, keberadaan gerbang kantor di sisi barat atau di Jalan Malioboro belum menunjukkan sebagai kantor gubernur.
"Dari Malioboro masuk hanya ada sekadar gapura yang bagi saya belum mencerminkan bahwa itu kantor gubernur yang sebenarnya, secara psikologis," kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.
Menurut dia, revitalisasi itu merupakan upaya Pemda DIY mengembalikan Kompleks Kepatihan ke bentuk aslinya. Dahulu Kantor Kepatihan yang saat ini difungsikan sebagai Kantor Gubernur DIY merupakan kompleks tempat tinggal para patih yang membantu pekerjaan raja-raja Keraton Ngayogyakarta.
"Sebelumnya tidak seperti bentuk kantor gubernur karena dulu tempat tinggal pepatih dalem bersama kantor sekretariat pepatih dalem," kata dia.
Selain itu, Sultan mengatakan dengan merevitalisasi Kompleks Kantor Kepatihan dengan pintu gerbangnya menghadap ke selatan diharapkan mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di sepanjang Jalan Malioboro.
"Tidak sekadar simbolis, tetapi juga kami harapkan mampu mengurangi beban tamu-tamu kami yang mungkin melalui Malioboro yang saat ini bertambah padat," kata dia.
Oleh sebab itu, kata dia, setelah diresmikan pintu gerbang baru di sisi selatan Kompleks Kepatihan, Pemkot Yogyakarta bisa mengubah jalan satu arah dari arah barat ke timur yang melintasi depan Kantor Kepatihan itu menjadi dua jalur.
"Kalau tidak memungkinkan, bagaimana bisa diprioritaskan bagi tamu yang mau ke Kantor Kepatihan bisa lewat situ (dari timur ke barat)," kata dia.
Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY Haryanta mengatakan revitalisasi kompleks Kepatihan yang telah dimulai sejak 5 Mei 2017 itu menghabiskan anggaran sebesar Rp13 miliar lebih.
Ia mengatakan selain pemugaran pintu gerbang, pekerjaan lain dalam paket revitalisasi Kepatihan di antaranya pengerjaan trotoar, taman, jaringan air bersih dan air minum. Juga bangunan rumah, genset, garasi bus, tempat sampah, taman parkir gerbang sisi Selatan hingga penataan lampu taman. L007