Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan program upaya khusus sapi indukan wajib bunting atau (upsus siwab) pada 2018 menyasar sekitar 34 ribu sapi betina.
"Untuk sapi, tahun ini kita mendapat program upsus siwab kepada sebanyak 34 ribu sapi betina dengan target kebuntingan sekitar 21 ribu sapi," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.
Menurut dia, upsus siwab merupakan program pemerintah pusat atau Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggenjot populasi sapi melalui kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) guna mempercepat kebuntingan sapi betina.
Ia menjelaskan program upsus siwab yang anggarannya difasilitasi pemerintah pusat pada 2018 mengalami kenaikan jumlah hampir seratus persen, sebab pada 2017 Siwab di Bantul menyasar 18 ribu sapi betina produktif.
"Kita harapkan ada peningkatan jumlah sapi program siwab dari tahun kemarin, tahun kemarin dari sebanyak 18 ribu sapi justru tercapai 19.000 sapi, makanya kita tambah tahun ini dan dua ribu sapi harus bunting," katanya.
Untuk mencapai program upsus siwab di 2018, pihaknya melibatkan sebanyak 34 petugas dokter dan 31 petugas IB yang tersebar di 17 kecamatan untuk mendatangi kelompok ternak sapi di seluruh Bantul.
"Mereka non-PNS, tetapi dalam program ini kita fasilitasi baik peralatan IB maupun pembayarannya. Dan kita juga ada sebanyak 18 paramedis untuk memeriksa kebuntingan dan reproduksi, agar program ini bisa maksimal," katanya.
Menurut dia, sapi betina yang disasar pada upsus siwab pada 2018 adalah sapi milik peternak se-Bantul baik sapi yang sama maupun sapi beda yang disasar di 2017. Tercatat populasi sapi di Bantul saat ini sekitar 52 ribu sapi.
"Kami harus optimistis program ini harus tercapai, karena ini untuk menggenjot populasi sapi, dan selama 2017 populasi sapi di Bantul bertambah sekitar 20 ribu sapi, itu kelahiran sapi baru di tahun lalu," katanya.
(T.KR-HRI) 24-01-2018 16:07:33
"Untuk sapi, tahun ini kita mendapat program upsus siwab kepada sebanyak 34 ribu sapi betina dengan target kebuntingan sekitar 21 ribu sapi," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.
Menurut dia, upsus siwab merupakan program pemerintah pusat atau Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggenjot populasi sapi melalui kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) guna mempercepat kebuntingan sapi betina.
Ia menjelaskan program upsus siwab yang anggarannya difasilitasi pemerintah pusat pada 2018 mengalami kenaikan jumlah hampir seratus persen, sebab pada 2017 Siwab di Bantul menyasar 18 ribu sapi betina produktif.
"Kita harapkan ada peningkatan jumlah sapi program siwab dari tahun kemarin, tahun kemarin dari sebanyak 18 ribu sapi justru tercapai 19.000 sapi, makanya kita tambah tahun ini dan dua ribu sapi harus bunting," katanya.
Untuk mencapai program upsus siwab di 2018, pihaknya melibatkan sebanyak 34 petugas dokter dan 31 petugas IB yang tersebar di 17 kecamatan untuk mendatangi kelompok ternak sapi di seluruh Bantul.
"Mereka non-PNS, tetapi dalam program ini kita fasilitasi baik peralatan IB maupun pembayarannya. Dan kita juga ada sebanyak 18 paramedis untuk memeriksa kebuntingan dan reproduksi, agar program ini bisa maksimal," katanya.
Menurut dia, sapi betina yang disasar pada upsus siwab pada 2018 adalah sapi milik peternak se-Bantul baik sapi yang sama maupun sapi beda yang disasar di 2017. Tercatat populasi sapi di Bantul saat ini sekitar 52 ribu sapi.
"Kami harus optimistis program ini harus tercapai, karena ini untuk menggenjot populasi sapi, dan selama 2017 populasi sapi di Bantul bertambah sekitar 20 ribu sapi, itu kelahiran sapi baru di tahun lalu," katanya.
(T.KR-HRI) 24-01-2018 16:07:33