Sleman (Antaranewsjogja) - Warga Muslim, Senin, ikut membantu membersihkan ruangan Gereja Santa Lidwina, Jalan Jambon, Bedog, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berserakan pascapenyerangan.
"Kami ikut bersih-bersih karena merupakan wujud solidaritas dan keprihatinan kami atas kejadian kemarin," kata Jirhaz Rani (30) warga Muslim yang tinggal di Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman.
Menurut dia, sebagai umat manusia yang hidup di Indonesia dengan keberagaman sudah sewajarnya hidup bergotong royong dan saling membantu.
"Kalau ada kejadian semacam ini, kita sesama umat beragama harus menunjukkan simpati dan empati," kata Jirhaz.
Sementara Yohanes Dwi Harsanto Pastur Paroki Kumetiran Yogyakarta yang membawahi Gereja Stasi Santa Lidwina mengucapkan terima kasih atas empati dari masyarakat sekitar termasuk warga Muslim yang ikut membantu membersihkan gereja.
Dia mengatakan pengurus gereja dibantu warga mulai bersih-bersih dan pembenahan agar bisa dipakai lagi untuk kegiatan.
"Ini wujud toleransi dan budaya lokal yang sangat baik. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dari masyarakat yang bukan beragama Kristiani," katanya.
Dia mengatakan gereja harus segera dibersihkan karena setiap hari dipakai untuk kegiatan dan doa.
Ia berharap kejadian pada Minggu (11/2) pagi menjadi yang terakhir di Indonesia.
"Kami mengapresiasi pihak kepolisian yang bekerja dengan cepat dan berharap ketegasannya dalam mengungkap kasus ini," katanya.
Menurut saksi mata Danang Jaya warga Nogotirto, Gamping, Sleman mengatakan kejadian tersebut bermula saat Misa masih berlangsung yang dipimpin Romo Prier.
"Tiba-tiba pelaku datang dengan membawa sebuah pedang sepanjang sekitar satu meter. Pelaku langsung merusak benda-benda yang ada di dalam gereja seperti patung dan perabot lainnya," katanya.
Ia mengatakan, pelaku kemudian menyerang umat yang ada di dalam gereja sehingga menimbukan kepanikan di dalam gereja.
"Pelaku kemudian mendatangi dan menyerang Romo yang sedang memimpin Misa karena pelaku yang terus mengamuk maka umat kemudian diminta keluar dan pelaku dikurung di dalam gedung gereja," katanya.
Beberapa saat kemudian polisi berpakaian preman datang dan langsung meminta pelaku menyerah. Namun karena pelaku tidak mau menyerah maka langsung dilumpuhkan dengan tembakan pada kakinya, katanya.
Pelaku yang diketahui bernama Suliyono (22) warga Krajan RT 02/RW 01 Kandangan, Pesanggrahan Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut masuk dari pintu gereja bagian barat.
(V001)
"Kami ikut bersih-bersih karena merupakan wujud solidaritas dan keprihatinan kami atas kejadian kemarin," kata Jirhaz Rani (30) warga Muslim yang tinggal di Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman.
Menurut dia, sebagai umat manusia yang hidup di Indonesia dengan keberagaman sudah sewajarnya hidup bergotong royong dan saling membantu.
"Kalau ada kejadian semacam ini, kita sesama umat beragama harus menunjukkan simpati dan empati," kata Jirhaz.
Sementara Yohanes Dwi Harsanto Pastur Paroki Kumetiran Yogyakarta yang membawahi Gereja Stasi Santa Lidwina mengucapkan terima kasih atas empati dari masyarakat sekitar termasuk warga Muslim yang ikut membantu membersihkan gereja.
Dia mengatakan pengurus gereja dibantu warga mulai bersih-bersih dan pembenahan agar bisa dipakai lagi untuk kegiatan.
"Ini wujud toleransi dan budaya lokal yang sangat baik. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dari masyarakat yang bukan beragama Kristiani," katanya.
Dia mengatakan gereja harus segera dibersihkan karena setiap hari dipakai untuk kegiatan dan doa.
Ia berharap kejadian pada Minggu (11/2) pagi menjadi yang terakhir di Indonesia.
"Kami mengapresiasi pihak kepolisian yang bekerja dengan cepat dan berharap ketegasannya dalam mengungkap kasus ini," katanya.
Menurut saksi mata Danang Jaya warga Nogotirto, Gamping, Sleman mengatakan kejadian tersebut bermula saat Misa masih berlangsung yang dipimpin Romo Prier.
"Tiba-tiba pelaku datang dengan membawa sebuah pedang sepanjang sekitar satu meter. Pelaku langsung merusak benda-benda yang ada di dalam gereja seperti patung dan perabot lainnya," katanya.
Ia mengatakan, pelaku kemudian menyerang umat yang ada di dalam gereja sehingga menimbukan kepanikan di dalam gereja.
"Pelaku kemudian mendatangi dan menyerang Romo yang sedang memimpin Misa karena pelaku yang terus mengamuk maka umat kemudian diminta keluar dan pelaku dikurung di dalam gedung gereja," katanya.
Beberapa saat kemudian polisi berpakaian preman datang dan langsung meminta pelaku menyerah. Namun karena pelaku tidak mau menyerah maka langsung dilumpuhkan dengan tembakan pada kakinya, katanya.
Pelaku yang diketahui bernama Suliyono (22) warga Krajan RT 02/RW 01 Kandangan, Pesanggrahan Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut masuk dari pintu gereja bagian barat.
(V001)