Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan pembinaan pelaku usaha UMKM di objek wisata Gua Rancang, Bleberan, Playen.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Widagdo di Gunung Kidul, Kamis mengatakan pembinaan UMKM di objek wisata secara langsung, tidak di gedung pertemuan bertujuan mengangkat potensi wisata.
"Selain mendapatkan sosialisasi bisa mendapatkan informasi mengenai potensi wisatanya. Untuk Desa Wisata Bleberan ada 30 orang pelaku UMKM yang ada diberikan sosialisai," katanya.
Ia menggatakan kegiatan ini juga dilakukan setelah sebelumnya di Mulo, Drini, dan beberapa objek wisata lainnya.
"Ada lebih dari 38.000 lebih UMKM di Gunung Kidul. Saat ini masih ada beberapa hal yang masih sering menjadi kendala pengembangan UMKM di Gunung Kidul, sehingga pembinaan ini dilakukan terus karena keterbatasan anggaran belum bisa semuanya," katanya.
Widagdo mengatakan di obyek wisata bisa mendorong perkembangan pariwisata itu sendiri, dan juga termasuk pendukung didalamnya salah satunya UMKM.
""Wisata tidak hanya objeknya, tetapi para pelaku didalamnya juga wajib diberikan pemahaman,"katanya.
Kabid UKM Dinas Koperasi dan UKM Gunung Kidul Sutaryono mengatakan saat ini produk yang dihasilkan UKM masih belum banyak inovasi. Sehingga masyarakat perlu berinovasi agar para wisatawan tidak jenuh.
"Kalau di lokasi wisata berjualan mi instan di lokasi lain banyak, di sini potensinya besar seperti inovasi makanan dari bahan dasar ketela. Kalau memiliki inovasi wisatawan akan puas," katanya.
Ketua pedagang Srigetuk, Desa Bleberan, Playen, Sudarto mengatakan kunjungan wisatawan mancanegara yang meningkat setiap tahunnya, belum dapat dilayani dengan baik karena keterbatasan bahasa asing. Untuk itu yang dibutuhkan mendesak saat ini pelatihan bahasa asing.
"Selain itu, permodalan juga menjadi masalah. Cukup berat bagi kami untuk mengembangkan produk, sangat perlu untuk mendapatkan pinjaman lunak," katanya.
(U.KR-STR) 12-04-2018 06:07:25
Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Widagdo di Gunung Kidul, Kamis mengatakan pembinaan UMKM di objek wisata secara langsung, tidak di gedung pertemuan bertujuan mengangkat potensi wisata.
"Selain mendapatkan sosialisasi bisa mendapatkan informasi mengenai potensi wisatanya. Untuk Desa Wisata Bleberan ada 30 orang pelaku UMKM yang ada diberikan sosialisai," katanya.
Ia menggatakan kegiatan ini juga dilakukan setelah sebelumnya di Mulo, Drini, dan beberapa objek wisata lainnya.
"Ada lebih dari 38.000 lebih UMKM di Gunung Kidul. Saat ini masih ada beberapa hal yang masih sering menjadi kendala pengembangan UMKM di Gunung Kidul, sehingga pembinaan ini dilakukan terus karena keterbatasan anggaran belum bisa semuanya," katanya.
Widagdo mengatakan di obyek wisata bisa mendorong perkembangan pariwisata itu sendiri, dan juga termasuk pendukung didalamnya salah satunya UMKM.
""Wisata tidak hanya objeknya, tetapi para pelaku didalamnya juga wajib diberikan pemahaman,"katanya.
Kabid UKM Dinas Koperasi dan UKM Gunung Kidul Sutaryono mengatakan saat ini produk yang dihasilkan UKM masih belum banyak inovasi. Sehingga masyarakat perlu berinovasi agar para wisatawan tidak jenuh.
"Kalau di lokasi wisata berjualan mi instan di lokasi lain banyak, di sini potensinya besar seperti inovasi makanan dari bahan dasar ketela. Kalau memiliki inovasi wisatawan akan puas," katanya.
Ketua pedagang Srigetuk, Desa Bleberan, Playen, Sudarto mengatakan kunjungan wisatawan mancanegara yang meningkat setiap tahunnya, belum dapat dilayani dengan baik karena keterbatasan bahasa asing. Untuk itu yang dibutuhkan mendesak saat ini pelatihan bahasa asing.
"Selain itu, permodalan juga menjadi masalah. Cukup berat bagi kami untuk mengembangkan produk, sangat perlu untuk mendapatkan pinjaman lunak," katanya.
(U.KR-STR) 12-04-2018 06:07:25