Festival Wana Lestari promosikan Perhutanan Sosial di Desa Banyurip

id festival,wana lestari, promosi,program perhutanan,perhutanan,hutan, umbi, koro,kayu, perempuan

Festival Wana Lestari promosikan Perhutanan Sosial di Desa Banyurip

Festival Wana Lestari yang digelar di Balai Kesenian Rakyat Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, pada 27 Februari 2025. ANTARA/Ist

Yogyakarta (ANTARA) - Festival Wana Lestari yang digelar di Balai Kesenian Rakyat Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, pada 27 Februari 2025, menjadi ajang promosi program perhutanan sosial guna mengembalikan keseimbangan ekosistem hutan. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) bersama Yayasan KEHATI dengan koordinasi dari Niken Prihartari.

Desa Banyurip telah lama menghadapi masalah lingkungan akibat ketergantungan pada komoditas jagung dan tebu yang menghambat pertumbuhan tanaman produktif lainnya. Dampak dari kondisi ini menyebabkan berkurangnya sumber air dan terbatasnya ketersediaan pakan ternak, yang akhirnya memengaruhi pendapatan petani.

Ketua Badan Pengurus LPTP Surakarta Sumino menyatakan bahwa solusi utama untuk mengatasi permasalahan ini adalah implementasi perhutanan sosial.

Program tersebut bertujuan mengembalikan fungsi ekologi hutan sebagai wilayah resapan air, meningkatkan diversifikasi tanaman untuk mendukung ekonomi masyarakat, serta memperkuat peran sosial hutan sebagai pusat edukasi dan penelitian.

Direktur Program Yayasan KEHATI Dr. Rony Megawanto menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam. Ia menyoroti dampak nyata dari kerusakan ekosistem, seperti mengeringnya sumber air yang menyebabkan meningkatnya biaya masyarakat untuk mendapatkan air bersih.

Festival Wana Lestari memamerkan berbagai hasil perhutanan sosial yang telah dikembangkan masyarakat, termasuk sistem pengelolaan vegetasi multistrata, diversifikasi pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman palawija, umbi-umbian, serta tanaman obat.

Selain itu, festival juga menampilkan produk olahan hasil hutan bukan kayu yang dikelola oleh perempuan, seperti makanan berbasis umbi-umbian dan koro-koroan.

Hasil hutan lain yang dipromosikan dalam festival ini antara lain cabe jawa, gula merah berbahan tebu, serta berbagai varietas mangga seperti red ivory, kiojay, dan Hong Guo Fei. Produk olahan seperti kacang sacha inchi, susu sachi, minyak sachi, serta sabun sachi juga turut dipamerkan.

Festival ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perum Perhutani KPH Surakarta, serta akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Partisipasi berbagai pihak diharapkan dapat mendorong keberlanjutan pengelolaan perhutanan sosial dan memperkuat ekonomi masyarakat desa melalui pola pengelolaan hutan yang lebih ramah lingkungan.

Dengan adanya Festival Wana Lestari, Desa Banyurip diharapkan menjadi model keberhasilan program perhutanan sosial yang dapat diadopsi oleh desa-desa lain dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.